Senin, 19 Mei 2008

Persahabatan

Triyono (samaran) adalah sahabat lamaku sejak aku SMA. Kini setelah kami sudah mempunyai anak remaja (umurku 46 tahun) dia masih sahabatku, bahkan istrinya yang bernama Atik (samaran) dan istriku sangat akrab, dan kami rutin selalu ketemu kalau tidak dirumahnya, ya dirumahku.Bahkan jika aku dan Triyono pergi mancing ketengah laut dengan sewa perahu, tak jarang istriku menginap dirumah menemanitsnv istrinya atau sebaliknya (karena anak kami sudah remaja dan mereka kuliah dikota lain).Begitu akrabnya kami sehingga tak jarang kami melakukan yang menurut pandangan orang ketiga adalah hal yang aneh, misalnya ditengah gurauan, kadang kadang Triyono memeluk istriku dan menciumi pipinya berkali kali, didepanku maupun didepan istrinya. Demikian pula sebaliknya ketika kami bercengkarama berempat kadang kadang Atik dengan manja tiduran berbantal pahaku. Tentunya sikap kami ini tidak didepan anak anak yang sudah berangkat remaja.Bahkan pernah didapur rumahku aku memergoki Triyono mencolek pantat istriku, dan kulihat istriku pura pura marah, aku tahu itu dari raut wajahnya, tentu saja sebagai lelaki normal kadang aku dilanda cemburu. Tetapi kami selalu lebih memegang persahabatan, apalagifhla akupun sering melakukan hal yang sama terhadap istrinya.Tentu saja keadaan ini tidak terjadi begitu saja, kami menjalin hubungan kekeluargaan sejak kami menikah. Namun sejauh itu kami tidak pernah melakukan hal hal yang terlalu jauh. Sampai suatu hari terjadilah apa yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, setidak tidaknya olehku. Tapi aku yakin ini adalah rencana Triyono dan istrinya yang sudah dipersiapkan (ini kusadari setelah cukup lama peristiwa itu terjadi)Seperti yang sering kami lakukan, pada hari jumat yang kebetulan hari libur kami berempat ber week end di Villaku didaerah Ciloto. Walaupun tidak terlalu mewah namun villaku ini cukup luas dan cukup nyaman untuk beristirahat di akhir pekan. Kami selalu rutin mengunjunginya paling tidak sebulan sekali, biasanya hanya akudan istriku, kadang kadang anak anak ikut, atau famili lain.Kali ini aku mengajak Triyono dan istrinya, tidak ada yang istimewa kami hanya ingin menikmati liburan dan seperti biasanya selesai makan siang dijalan, istriku mampir untuk beli pepes ikan Mas kesukaanku. Sampai di villa sekitar jam 2 siang, aku tidur pulas, sampai akhirnya dibangunkan istriku untuk makan malam. Kami makan malam berempat dengan nasi hangat dan pepes ikan.Selesai makan malam kami menonton TV sambil ngobrol kesana kemari diruang keluarga. Setelah bosan ngobrol, Triyono mengambil inisiatif mengambil kasur dikamarnya dan dihamparkan didepan TV dia dan istrinya menonton TV sambil tiduran, dan akupun berbuat hal yang sama. Atiek masuk kamarnya dan mengganti dasternya dengan baju tidur yang amat tipis tanpa BH dan CD, ini terlihat jelas dari bayangan tubuhnya dibalik gaun tidurnya.Kulihat dia sangat aktif mempertontonkan tubuhnya didepanku dan didepan istriku. Kulihat Triyono acuh saja melihat tingkah istrinya. Kamipun menonton TV sambil tiduran, istriku dan Atiek tidur berdampingan ditengah sedangkan aku berada disamping istriku dipinggir. Acara TV terasa membosankan mungkin karena aku tidak bisa konsentrasi, aku lebih terpesona menikmati tubuh yang menggairahkan yang tergolek disamping istriku dan itu membuat adik kecilku dibalik sarung setengah ereksi."Pah.., puterin film yang hot.. dong.., aku kedinginan nih.." Atiek menyuruh suaminya memutar film porno.Aku tahu mereka sering muter film porno karena kami sering tukar menukar film, tapi selama ini kami belum pernah nonton bersama sama.Sebelum beranjak mengambil film, Triyono basa basi minta ijin istriku "Rin..muter film blue ya..""Terserah aja " jawab istriku.Filmnya cukup bagus dengan latar belakang jaman kekaisaran romawi, adegan sexnya tidak vulgar, dan ini membuat gairahku cepat bangkit. Sarungku sudah terdongkrak keatas sementara kulihat Atiek sering mencuri padang kearah sarungku yang memang sengaja tidak kusembunyikan. Sementara itu istriku sudah memindahkan kepalanya diatas lenganku dan jari tangannya meremas remas jari tanganku. Aku sudah hapal sekali, istriku pasti sudah terangsang.Triyono menonton film itu dengan memeluk istrinya secara ketat dan tangannya mengusap usap payudara Atiek dari luar baju tidurnya, sesekali diciumnya bibir istrinya dalam dalam. Sementara itu kaki kanan Atiek ditekuk dan pahanya menindih paha istriku, sehingga tak terhindarkan baju tidurnya yang memang pendek makin tersingkap sehingga akupun makin leluasa melahap pahanya yang putih mulus, dan sebagian rambut dipangkal pahanya dengan sudut mataku."Mbak Rin,.. Aku jadi pengen nih.." Atiek bicara kepada istriku."Ya nggak apa apa, wong Mas nya nyanding koq." Istriku menyahut sambil senyum penuh arti.Aku makin terangsang, kumiringkan tubuhku menghadap istriku sehingga aku bisa melihat paha mulus Atiek, dan kuselusupkan tanganku dibalik blouse istriku yang tidak ber BH untuk meremas remas buah dadanya, sementara tangannya sudah masuk kesarungku untuk mengelus elus penisku yang sudah berdiri keras. Ia menutup tanganku dengan bantal sehingga gerilya yang kulakukan tidak terlihat oleh Triyono dan Atiek. Walaupun itu sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan, karena mereka sudah tidak memperhatikan kami lagi, keduanya sudah mulai tenggelam dalam percintaan.Ketika Atiek melepaskan seluruh pakaiannya dan mencopoti pakaian suaminya, Triyono menggeser posisinya merapat keistriku, sedangkan Atiek menindihkan tubuhnya yang bugil dari sebelah kanan, sehingga Triyono berdampingan dengan istriku.Mereka berciuman sambil saling saling mengelus penuh nafsu, kulihat istriku sering melirik mereka dengan gairah, ikut terhanyut dengan adegan panas persis satu jengkal disampingnya.Tiba tiba Atiek menghentikan pergulatan dengan suaminya dan tangannya meraih blouse depan istriku dan melepas kancingnya."Biar adil dong Mbak.." sambil tangannya terus melolosi seluruh pakaian istriku.Walaupun wajah istriku protes, tapi usaha mencegah tangan Atiek yang nakal, tidak serius sehingga dengan mudah Atiek melucuti pakaian istriku. Sekelebat kulihat mata Triyono melahap seluruh tubuh indah istriku, bahkan ia segera mengeser posisinya merapat ketubuh istriku, sehingga lengannya menempel pada pinggir payudara istriku.Aku tak sempat berfikir macam macam, nafsuku mendominasi pikiranku, kucopot seluruh pakaianku sehingga kami berempat sudah bugil, kuciumi istriku, sambil jariku mengelus vaginanya yang sudah basah. Istriku mendesis desis keenakan tangan kanannya mendekap punggungku erat erat, sedangkan tangan kirinya tertindih tangan Triyono.Kurasakan elusan lembut sebuah tangan halus menelusuri bokongku, bahkan kemudian mengarah keselangkangan dan mengelus buah zakarku. Aku sudah menduga pemilik tangan itu, dan hatiku berdesir ketika kulihat tangan Atiek lah yang sedang mengelus batang penisku, sambil mulutnya menciumi dada suaminya. Aku yakin Triyono melihat tangan istrinya yang sedang beroperasi di batangku yang keras seperti kayu, tapi dia tampak acuh saja, bahkan kini lengan kanannya telah mendidih susu istriku.Istriku tidak menyadari atau pura pura tidak tahu bahwa tangan Triyono sudah menindih payudaranya, dan wajahnya dipalingkan kearah yang berlawanan.Atiek sambil berubah posisi dengan setengah duduk dipaha suaminya dengan selangkangan yang terbuka lebar memperlihatkan vagina merah basah yang sangat indah, sementara tangan kanannya menggosok gosok kemaluan suaminya ke klitorisnya, sementara buahdadanya menggantung diremas remas suaminya.Posisinya tersebut membuat tubuh Triyono merenggang dari tubuh istriku sehingga tangan kiri istriku yang tertidih menjadi bebas. Dari padangan matanya yang sayu dan pahanya sudah direntangkan, aku tahu istriku sudah memberi lampu hijau. Dituntunnya penisku kearah lubang vaginanya, dan dalam tempo singkat aku sudah melayang menikmati jepitan lobang kemaluan istriku. Sementara aku mengocoknya perlahan lahan, istriku mendesis desis keenakan, kini wajah istriku menghadap kearah Triyono bahkan hanya berjarak sejengkal dengan wajah Triyono namun matanya terpejam.Atiek sudah terlengkup ditubuh suaminya, sementara pinggulnya naik turun, mengocok batang suaminya yang sudah melesak ditelan liang kenikmatannya. Sekali kali tangannya meremas bokongku dan istriku melihat aktifitas tangan Atiek ini, tapi rupanya diapun tak ambil peduli. bahkan beberapa kali Triyono mencium mulut istriku yang tengah mendesis, istriku diam saja, walaupun tidak meresponnya. Entah kenapa aku tidak cemburu melihat istriku diciumi oleh Triyono saat sedang kusetubuhi, bahkan aku makin terangsang. Karena kulihat ciuman itu membuat istriku makin bergolak gairahnya. Ini kurasakan dari gerakan dan nafasnya mendengus tidak seperti adat biasanya.Dalam waktu yang tidak terlalu lama gerakan istriku tak terkendali, bahkan ia membalas menyedot ciuman Triyono, dan pada saat itulah istriku menghentak hentakkan pinggulnya keatas, mulutnya menghisap mulut Triyono dalam dalam sambil merintih. Dia telah orgasme. Ini diluar kebiasaan, istriku biasanya cukup tahan lama, tapi kali ini dia cepat selesai, padahal aku merasa masih tahan lama.Kuhentikan kocokanku, kucabut penisku, aku masih tanggung tetapi aku memang tidak ingin selesai sekarang, aku masih berharap istriku bangkit lagi setelah istirahat. Kutatap wajah istriku yang penuh kepuasan. Disampingnya kulihat Triyono menggengam tangan istriku.Melihat aku tegeletak disamping istriku, dengan kemaluan yang masih tegar, Atiek segera tahu bahwa aku belum ejakulasi. Tiba tiba Atiek menghentikan goyangan pinggul, dicopotnya penis suaminya dari vaginanya. Dengan melangkahi tubuh istriku, Atiek segera menghampiriku, kemudian dengan dasternya yang diambil dari sisi kasur dibersihkannya penisku yang penuh lendir istriku.Dia menindihku dan menciumku. Aku sempat kaget, aku tak menduga kejadian itu, kulirik Triyono tetapi dia hanya melihat tingkah istri nya tanpa reaksi. Istriku juga hanya melirikku sebentar kemudian memejamkan mata kembali, menikmati sisa orgasme yang ia dapat dariku.Kubalas ciuman Atiek dengan nafsu, tangan kiriku mengelus bokongnya sedangkan tangan kanan meremas buah dadanya. Atiek menjulurkan lidahnya menyambut lidahku, sementara vaginanya yang basah digesek gesekan ke diatas kemaluanku. Tampak Atiek sudah sangat terangsang, sehingga ciuman kami hanya berlangsung sebentar, segera dia menghentikan ciumannya, ditariknya badannya sehingga sekarang posisinya duduk diatas pahaku, sementara belahan kemaluannya menidih pada batang penisku yang rebah diatas perut.Kulihat belahan kemaluannya yang merah penuh lendir, aku sudah tidak sabar lagi, kuangkat pinggangnya dengan kedua tanganku, Atiek cepat tanggap, sambil mengangkat pantatnya, diambilnya penisku dan diarahkan kelobang vaginanya. Dalam hitungan detik, kemaluanku sudah menyelusup kedalam vagina Atiek. Atiek melenguh pelan, badannya ambruk kedadaku dan wajahnya menempel disamping kepalaku sambil mendesis desis. Kuangkat pinggulku berusaha mengocok kemaluan Atiek, dan diapun mengikuti gerakanku tetapi pinggulnya digoyang memutar sedangkan otot vaginanya menjepit kemaluanku, jepitan dan putaran pinggulnya tidak kalah dengan istriku, kenikmatan menjalar keseluruh penisku.Sepuluh menit telah berlalu dan kurasakan Atiek mulai mempercepat goyangannya, mulutnya menciumku dan lidahnya menerobos masuk ke mulutku. Nafasnya tersengal, aku segera mengerti bahwa sedang mulai masuk kemasa orgasme. Tanpa menunggu waktu lagi kupercepat kocokanku, karena kemaluankupun sudah berdenyut denyut enak, dan segera akan keluar.Ketika kurengkuh bokongnya, Atiek merengkuh pundakku makin kencang, dari mulutnya keluar erangan kenikmatan yang panjang dan kemaluannya ditekan keras ke kemaluanku, dia sedang orgasme. Dan segera kulepas pula air maniku menyemprot didalam vaginanya. Kenikmatan yang luar biasa.Walaupun permainanku sudah berakhir tetapi Atiek tidak mau mencopot kemaluanku dari vaginanya, dia hanya mengeser tubuhnya dari dadaku untuk meringakan tindihan tubuhnya diatas tubuhku. Kesadaranku mulai pulih, kulihat istriku sedang bergumul dengan Triyono. Dengan tubuh yang bugil dia menindih tubuh istriku, mereka berciuman dengan pelan dan dalam, tangan meremas remas buah dada istriku yang tergolong besar dan montok, sementara tangan istriku mengelus bokong Triyono, dan kudengar desahan halus dari mulutnya itu pertanda istriku sudah mulai terangsang lagi.Melihat istriku terangsang, tiba tiba akupun terangsang kembali. Aku sangat senang istriku menikmati sexnya, Kuhadapkan tubuhku kearah istriku, dan Atiek segera merangkul pinggangku dengan kakinya dari belakang, sambil menikmati sisa orgasme yang kuberikan padanya.Triyono sedikit mengeser tubuhnya dan tangan yang tadinya meremas tetek istriku turus kebawah, kearah kemaluan istriku, dan istriku mengangkat pinggulnya ketika jari tengan Triyono memutar mutar clitorisnya. Desahan dari mulutnya makin keras.. Triyono mengangkat tubuhnya dan dibukanya lebar lebar paha istriku.Istriku menoleh kearahku, matanya sayu memandangku seolah minta ijin padaku. Kupandangi dia, dia sangat cantik tak kuasa aku menghalanginya. Kukecup bibirnya kuusap rambutnya tanda bahwa aku menyetujuinya. Dan ketika penis priyono melesak kedalam vaginanya, istriku memejamkan mata keenakan, dan tangannya mengelus elus penisku seirama dengan kocokan yang diberikan Triyono.Kuciumi bibirnya, pipinya lehernya, atau mana saja yang kudapat karena istriku dalam kenikmatan, selalu kepalanya tidak bisfa diam, menoleh kekiri kekanan sambil menjilat jilat bibirnya sendiri. Sementara tangan kanannya mengocok penisku tangan kirinya merangkul pundak Triyono. Tangankupun tak henti hentinya meremas remas buah dadanya. Kudengar pula desisan Triyono menambah suasana jadi makin mengairahkan.Tiba tiba istriku berhenti menggelengkan kepalanya, dahinya berkerut dan giginya menggigit bibir bawahnya, dia menoleh kearahku, istriku akan selesai dan sebentar lagi pasti akan melenguh panjang."Pah.. aku sudah nggak tahan.. Pahaahh.. eghh.. eegghh"pada saat itu dia mendongakkan wajahnya keatas, matanya menatap mata Triyono dengan sayu.Pada saat yang sama, aku tak tahan menahan ejakulasi, digenggaman tangannya. Kulihat Triyono menekan kemaluannya dalam dalam kevagina istriku untuk berejakulasi.. Ketika dia mencabut kemaluanya, kulihat sisa air mani meleleh keluar dari bibir vagina istriku, yang berwarna kemerahan.Malam ini adalah malam pertama dimana istriku merasakan penis orang lain selain punyaku apalagi dia merasakannya sekaligus dalam selang beberapa menit, sebuah pengalaman yang sangat memuaskan kami berempat.Sejak itu kami sering melakukannya, sedikitnya sebulan sekali, dan kami berkomitmen ini hanya dilakukan berempat, Bahkan kini muncul ide baru dari Atiek untuk menambah menjadi tiga pasangan. Hanya saat ini kami belum menemukan pasangan yang bisa diajak main. Pengalaman ini ditulis juga atas persetujuan kami semua.
Tamat

Minggu, 17 Februari 2008

Bibiku Enak juga

Njiplak di Blog Teman


Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Surabaya disana aku tinggal dirumah Pamanku. Aku tinggal di sana karena paman dan bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak, jadi kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku. Rumah pamanku sangat luas di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha yang kaya. Selain bibiku dan pamanku disana juga ada 3 orang pembantu 2 cewek dan 1 cowok.
Bibiku umurnya 31 tahun tapi masih cantik dan bodynya seperti gitar spanyol, wajahnya mirip Meriam Belina. Dan ke2 pembantu cewek tersebut yang satu janda dan yang 1 sudah bersuami, sedang yang cowok berumur 20 tahun.Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota pintu kamarku diketuk oleh Trisni si janda tsb, Den Eric itu ada kiriman paket dari Jakarta. lalu aku keluar dan menerima paket tsb. Karena tertarik aku buka isinya ternyata isinya alat-alat sex ada penis dari karet, ada oil pelumas dan juga ada 5 VCD. waktu aku buka paket tersebut Trisni ada di sebelahku dan wajahnya memerah begitu tahu isinya. “wah ternyata Jeng Rini hot juga ya Den” celetuknya Rini adalah nama bibiku. “entahlah mungkin aja paman udah loyo,……. tapi gimana kalau nanti malam kita setel VCD ini mumpung yang punya lagi pergi..” kataku sambil mengamati wajahnya yang manis. “Itu film apaan sih” “entahlah tapi nanti kita nontonya berdua aja biar nggak dilaporkan ke paman ok”
Malamnya jam 21.00 setelah semua tidur Trisni ke ruang tengah dia memakai pakaian tidur yang tipis sehingga kelihatan CD dan BHnya . “eh , apa semua sudah tidur ” tanyaku “sudah Den” jawabnya.Lalu aku mulai menyetel itu film dan ternyata itu film pribadi bibiku, waktu itu si Bibi dan paman sedang bercumbu dengan alat-alat sex tersebut penis karet yang panjang itu menancap di vagina Bibi dan penis paman diisap oleh Bibi tapi anehnya penis paman tetap kecil.“Eh kok yang main film Jeng Rini dan Den Budi???”gumannya setengah bertanya padaku, “Wah kelihatanya paman itu impoten masa diisep begitu nggak ngaceng” sahutku sambil aku mengeluarkan kontolku
“Nih wong aku yang lihat aja langsing ngaceng kok”“ih Aden jorok ah” sahut Trisni ketika kontolku aku dekatkan ke wajahnya. Aku berusaha memasukkan kontolku ke mulutnya dan dia hanya mau menciuminya mula-mula di sekitar batangnya lalu dia mulai menjilati kedua telurku, wah geli banget dan dia mulai mengisap kontolku pelan-pelan, ketika asyik-asyiknya tiba-tiba si Erni pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah dan dia terkejut ketika melihat adegan kami. Kami berdua jadi berhenti sebentar “Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya awas kalau lapor” ancamku “Iya Den ” jawabnya sambil matanya melirik kontoolku yang masih ngaceng. “Kamu di sini aja lihat film itu ” sahutkku. Dia diam saja. lalu aku tanganku melucuti semua baju Trisni dan dia diam saja lalu dia aku rebahkan di sofa panjang dan aku mulai menjilati memeknya, ternyata memeknya sudah sangat basah,
“Den….. oh den uenak …”rintihnya aku melirik si Erni dia dadanya naik turun melihat adegan kami. Setelah Trisni puas lalu aku berdiri dan kumasukkan penisku pelan-pelan…… bles… amblas semua batangku dan Trisni berteriak keenakan. aku pompa pelan-pelan itu vagina sambil menikmatinya, licin sekali rasanya. “Sini daripada bengong aja mendingan kamu ikut…… ayo sini” kataku pada Erni.
Lalu dengan malu Erni menghampiri kami berdua. aku ganti posisi Trisni aku suruh nungging dan aku garap dia dari belakang sehingga ke dua tanganku bergerilya di tubuh Erni ketika sampai di cd nya ternyata cdnya sudah basah semua. aku ciumin mulutnya lalu aku isap itu putingnya dia kelihatan sudah sangat terangsang. aku suruh dia melepaskan semua pakaianya waktu itu aku merasakan kontolku tersiram oleh cairan hangat oh dia sudah orgasme pikirku dan gerakan si Trisnipun melemah.
lalu aku cabut penisku dan aku masukkan pelan-pelan ke vagina si Erni dan ternyata lebih enak punya Erni lebih sempit lubangnya. mungkin karena jarang kentu dengan suaminya pikirku. setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vagina si Erni itu bisa mengempot-empot seperti diremas-remas rasanya kontolku. “Uh enak banget sih kamu apain itu memekmu heh” kataku dan si Erni cuman tersenyum lalu aku pompa dengan lebih semangat “Den ayo den lebih cepat nih ” dan kelihatan bahwa si Erni pun klimaks “ih…ih……ih….hmmmmmhhmmmmm ” rintihnya. lalu aku diamkan dulu kontolku biar meraskan remasan vagina Erni , lalu aku cabut dan si Trisni langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tanganya sambil diisip ujungnya, dan ganti si Erni yang melakukannya ke dua cewek tersebut jongkok didepankku dan aku merasakna udah mau keluar “aku nggak tahan lagi nih…….”
lalu si Erni mengocok dengan cepat dan croooot….. crooot………. crooot…… crooot…. keluar semua pejuhku empat kali semprotan dan kelihatanya dibagi rata sama siErni dan Trisni….. aku pun terkulai lemas.
Selama sebulan lebih aku bergantian kentu dengan mereka kadang-kadang barengan juga. Dan pada hari itu paman memanggilku “Ric paman mau ke Singgapore ada keperluan kurang lebih 2 minggu kamu di rumah saja nemanin Bibi kamu ya” kata pamanku “Iya deh aku nggak akan dolan-dolan” jawabku. Dan Bibi tersenyum padaku kelihatan senyumnya itu menyembunyikan sesuatu pikirku. Akupun sebenarnya ingin merasakan tubuh bibiku tapi karena nggak ada kesempatan selama ini ya aku tahan saja.
Akhirnya aku punya kesempatan nih pikirku.Malam harinya selesai makan malam dengan Bibi aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah dan Bibi menghampiriku dia berkata “Ric, waktu aku pergi sebulan yang lalu apa kamu nggak dapat paket ??” “Eh anu , aku nggak dapat kok” jawabku dengan gugup.“Kamu bohong…..ini buktinya” sambil dia menunjukkan penis karet tsb. yah ternyata penis karet tersebut sudah jatuh ke tangan bibi, karena barang tersebut sebetulnya di minta oleh Trisni.“Anu kok Bi, waktu itu memang aku terima tapi” “Sudah kamu itu memang suka bohong ya lalu mana VCD nya?”
“Aku simpan kok Bi buat aku setel jika aku kepingin, habis Bibi hot banget sih di film itu” jawabku “Dasar anak kurang ajar” wajahnya langsung memerah. “kan Bibi saja belum lihat itu film ayo kamu ke kamar ambil itu VCD” suruhnya.lalu aku ke kamar utk mengambilnya “Ini Bi, tapi jika Eric pinjam lagi boleh kan Bi ” kataku. “Kamu jika ingin lihat lagi langsung saja nggak usah pakai di film segala” “Ayo sini ke kamar Bibi nonton langsung saja” jawab bibi.Akupun langsung masuk kekamar Bibi dan di kamar itu “Sebentar aku mau ganti baju dulu” kata Bibi dan dengan enaknya Bibi telanjang di depanku. aku yang sudah ngaceng dari tadi langsung aku peluk Bibi dari belakang. dan aku belai -belai tokeknya dia diam saja lalu aku pelintir putingnya dan dia kelihatan sudah mulai terangsang.
Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku. Lalu tanganku satunya gerilya di daerah vaginanya. “Eh Ric enak juga belaian kamu katanya lalu aku balik badan Bibi dan kami pun saling mencium bibir Bibi aku lumat dan wow lidah bibiku menari-nari di mulutku. lalu akupun disuruh telanjang.” Eh gedhe banget barang kamu Ric?” mungkin bibiku jarang melihat kontol ngaceng lagi habis pamanku impoten sih. lalu dengan posisi 69 kami mulai bercumbu. dan setelah puas langsung aku masukkan kontolku ke dalam memeknya bles amblas semua batangku dan bibiku pun berteriak keenakkan aku goyang pinggulku kelihatan bahwa bibiku mau klimaks dia tambah semangat ikut menggoyangnya, kulihat wajahnya yang cantik matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai di bawah ranjang dan aku lihat dari kaca pinggul bibiku aku jadi makin terangsang dan kami pun keluar bersama-sama ………..dan Bibi tersenyum puas. “Ric jangan kapok lho…….. pokoknya seminggu minim 4 kali harus dengan aku si Trisni dan Erni jangan kamu kasih lagi ” “iya bi…..” jawabku dengan malu-malu

Aku dan Mertuaku

Disadur dari web tetangga


Ini adalah salah satu pengalaman nyata dari kehidupan sex-ku selama ini. Aku Roy, 32 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat cantik. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama saat ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan adalah hubunganku dengan mertua aku sendiri. Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut.
“Kok sendirian Roy? Mana anak istrimu?” tanya mertuaku.“Saya ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak saya ajak. Lagian saya cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku.“O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar mertuaku.
Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena sudah sangat lapar.“Papa mana, Ma?” tanyaku.“Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan,” jawan mertuaku.“Kamu mau pulang jam berapa, Roy?” tanya mertuaku.“Agak sorean, Ma. Saya akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung,” kataku.“Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung.“Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata mertuaku.“Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan.
Mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pakaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV.
“Loh katanya mau tidur?” tanya mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan.“Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.“Tahukah kamu, Roy.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?” tanya mertuaku kepadaku memecah kesunyian.“Kenapa, Ma?” tanyaku.“Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata mertuaku. Aku hanya tersenyum.“Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata mertuaku lagi.“Mama sangat sayang kamu, Roy,” kata mertuaku lagi.“Saya juga sayang mama,” ujarku.“Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata mertuaku.“Apa itu, Ma?” kataku.“Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..,” ujar mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk.“Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi.“Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa sayang,” kata mertuaku.
Aku tatap mata mertuaku. Kemudian aku tersenyum.“Saya yang akan peluk mama sebagai rasa sayang saya ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati mertuaku sampai badan kami bersentuhan.Kemudian aku peluk mertuaku erat. Mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi.
“Boleh mama cium kamu Roy? Sebagai tanda sayang?” tanya mertuaku.Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. Mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. Mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu. Selang beberapa detik mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas mertuaku terdengar agak cepat. Tangan mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang.
Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. Mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka. Mertuaku masuk.“Sudah mau tidur, Roy?” tanya mertuaku.“Belum, Ma,” ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. Mertuaku juga ikut duduk di sampingku.“Kamu marah tidak atas kejadian tadi,” tanya mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum.“Tidak, Ma. Justru saya senang karena ternyata mama sangat sayang dengan saya,” jawabku.
Mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku.“Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Roy,” ujar mertuaku.“Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..,” ujar mertuaku sambil mencium bibirku.Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba buah dada mertuaku dari luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dari luar CD-ku. Kontolku makin mengeras. Mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas buah dada mertuaku. Tak lama, mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama. Mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya.
“Mama senang kamu datang hari ini, Roy.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa sayang mama kepada kamu…” ujar mertuaku sambil menciumku.“Saya juga senang karena mama sangat menyayangi saya. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher mertuaku.
Mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain.
“Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah mertuaku semakin merangsang gairahku.Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba mertuaku memegang kepalaku.“Jangan ke bawah, Roy.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan…” ujar mertuaku.
Aku tersenyum dan maklum karena mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar paha mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang sudah basah dan licin. Tangan mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku..
“Ohh.. Sshh.. Oh, Roy.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat.Mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang.“Oh, Roy.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil mertuaku.“Terus setubuhi mama…” desahnya lagi.
Beberapa saat kemudian tubuh mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Akupun berhenti sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dari memek mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya.
“Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Roy,” ujar mertuaku sambil mengecup bibirku.“Terima kasih, Roy…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi mertuaku.“Boleh Roy minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku.“Apa?” ujar mertuaku.“Saya mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?” tanyaku. Mertuaku tersenyum.“Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar mertuaku.“Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. Mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya.“Ayo, Roy,” ujar mertuaku.
Aku segera masukkan kontolku ke memek mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat mertuaku.
“Ohh.. Enak, Ma…” kataku.Kugesekkan kontolku ke belahan pantat mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, Roy..”.“Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh mertuaku.
Setelah berpakaian, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah mertuaku sangat ceria. Menjelang sore, mertua lelaki pulang. Aku dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami.
Setelah makan malam, aku diminta mertua perempuanku utnuk membawakan semua piring kotor ke dapur. Aku menurut. Mertua lelaki aku setelah makan malam langsung menuju ruang televisi dan segera menonton acara kesukaannya. Di dapur, mertuaku perempuanku langsung menarik tanganku ke sudut dapur lalu menciumku. Aku membalasnya sambil tanganku langsung memegang selangkangannya kemudian meraba memeknya.
“Nakal kamu. Tapi mama suka,” ujar mertuaku sambil tersenyum.“Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah Roy takut,” ujarku.“Tidak akan kesini kok, Roy,” ujarnya.“Sebelum kamu pulang, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan kamu disini…” ujar mertuaku sambil tangannya segera meremas kontolku dari luar celana.“Saya juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya,” ujarku.“Ayo dong, Roy.. Mama sudah tidak tahan,” ujarnya lagi. Tangannya terus meremas kontolku.“Kita ke hotel yuk, Roy?” ajak mertuaku. Aku mengangguk.
Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, mertuaku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku.“Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si Roy kan malam ini mau pulang. Kasihan nanti dia capek,” ujar mertua lelaki.“Iya dong, Pa…” ujar mertua perempuanku.
Kemudian kami naik motor segera pergi mencari hotel. Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar. Tanpa banyak cakap, mertuaku langsung memeluk dan menciumku dengan liar. Aku balas ciumannya..
“Cepat kita lakukan, Roy.. Waktu kita hanya sedikit,” ujar mertuaku sambil melucuti semua pakaiannya.Aku juga demikian. Mertuaku langsung naik ke kasur, lalu aku menyusul. Tangan mertuaku langsung menggenggam kontolku dan diarahkan ke memeknya.
“Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku sudah masuk memeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek mertuaku.“Habisnya mama sudah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen merasakan kontol kamu lagi,” kata mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakanku.
Selang beberapa belas menit tiba-tiba mertuaku mendekap aku erat sambil mengerakkan pinggulnya cepat. Kemudian.. “Ahh.. Mmhh.. Enak sayang…” desah mertuaku mencapai puncak orgasmenya.
Badannya melemas. Aku terus memompa kontolku lebih cepat. Terasa lebih nikmat. Sampai beberapa lama kemudian aku tekan kontolku ke lubang memek mertuaku dalam-dalam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mertuaku.
“Maaf, Ma.. Roy tidak bisa menahan.. Sehingga keluar di dalam,” ujarku sambil memeluk tubuh mertuaku.“Tidak apa-apa, Roy,” jawab mertuaku.“Mama sudah minum obat kok,” ujarnya lagi.“Kalo mama berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?” tanya mertuaku.“Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan pergi kemana…” jawabku. Mertuaku tersenyum.“Kita pulang Roy,” ujar mertuaku.
Sesampai di rumah, aku langsung bersiap untuk pulang ke Bandung. Ketika aku memanaskan motorku, mertua perempuan mendekatiku. Sementara mertua lelaki duduk di beranda.“Hati-hati di jalan ya, Roy,” ujar mertuaku.“Iya, Ma. Terima kasih,” ujarku sambil tersenyum.“Tengokin mama dong sesering mungkin, Roy,” ujar mertuaku sambil tersenyum penuh arti.“Iya, Ma,” ujarku sambil tersenyum pula.Lalu aku pulang. Sejak saat itu hingga kini aku selalu menyempatkan diri sebulan sekali untuk datang ke rumah mertuaku, tentu saja setelah aku di-SMS dahulu oleh mertua perempuanku.

Senin, 12 November 2007

Bermain bersama Ike

Ditulis oleh : Ratih


Saya tidak pernah menyangka bahwa kesempatanku bertemu dengan IkeNurjanah (artis dangdut) akan menjadi sesuatu yang tak kan pernah terlupakan.
Tidak seperti biasanya saya paling malas jika mendapat tugas wawancara khusus dengan seseorang -artis cantik sekalipun. Tapi saat itu, kenapa begitu ada tugas dari Bos mewawancarai Ike untuk rubrik profil mingguan, aku langsung cabut.
Janji wawancara dengan Ike telah disepakati di rumah seorang produser di sebuah apartemen di bilangan Jakarta Selatan. Ketika aku sampai ditempat yang dimaksud, Ike telah menungguku. Saat pertama bertemu -ini pertemuan pertamaku dengan dia- Ike terkesan cuek dan dingin. Namun karena dia sudah menyanggupi, dia mempersilahkan aku untuk masuk. Ruangan tamu yang tidak terlalu luas sedikit membuat aku tegang. Namun ketegangan itu mereda ketika Ike membawa dua gelas minuman dingin sambil mempersilahkan aku untuk menikmati minuman yang telah dihidangkan.
''Terima kasih,'' kataku.
''Kamu mau tanya apa, waktuku terbatas, jangan lebih satu jam,'' tutur mojang priangan yang sangat cantik ini.
Gaya ketus Ike Nurjanah sempat membuat aku gugup. Apalagi dengan penampilannya sore itu yang aduhai -mengenakan kaos ketat ''you can see'' yang sangat tipis, dengan bawahan span yang sangat pendek, membuat aku semakin gugup.
''Saya hanya ingin mendengar cerita pengalaman yang mengesankan dari Anda selama menjadi artis dangdut hingga setenar sekarang...'' aku mengawali pertanyaan.
Wawancara semakin menarik dan hangat dan agaknya Ike lupa bahwa dia membatasiku hanya satu jam. Sebab ketika saya datang sudah pukul 16.30,tetapi saat ini jam telah menunjukkan pukul 18.00. Sampai pada suatu ketika usai melontarkan satu pertanyaan pribadi tentang orang yang menjadi dambaan hati, Ike manatapku tajam.
''Orangnya mirip kamu,'' kata Ike seraya tersenyum.
Aku menelan ludah, mana mungkin artis secantik dia cowoknya seperti aku. Dengan sedikit ge-er, aku menanyakan lagi apakah dia juga wartawan?
''Ah, bukan. Dia pengangguran,'' Ike tertawa.
Tetapi kemudian dia terdiam dan menatapku lebih tajam. Aku meletakkkan catatan, pena dan block note ke meja. Aku tatap pula Ike sambil menebak-nebak apa maunya artis cantik ini. Ike terus menatapku sambil sesekali dia menyibakkan rambutnya yang terurai sebahu hingga bulu-bulu ketiaknya yang tampak lebat dan subur kelihatan dengan jelas.
Tiba-tiba Ike mendekatiku dan menyilangkan kedua tangannya di atas bahuku. Semakin dag-dig-dug saja jantung ini. Bau tubuh Ike yang sangat wangi menyengat di telinga dan pikiranku.
''Kamu mirip dia,'' katanya.
Aku pegang tangan Ike yang melingkar dibahuku, aku cium lengannya dengan halus. Ike memejamkan mata, yang aku yakin tanda iya. Ike makin mendekat ke tubuhku sampai akhirnya kedua tetek Ike yang memang tampak sangat montok waktu itu menyentuh dadaku. Tanpa pikir panjang aku coba cium bibir Ike yang sedikit terbuka dan Ike dengan antusias pula membalas ciumanku. Sambil terus gencar mencium bibir Ike aku peluk dia. Aku gesek-gesekkan dadaku hingga kekenyalan tetek Ike dapat aku rasakan. Ike tampak kian bernafsu, sesekali bibirnya melepaskan diri dari bibirku namun mencium seluruh wajahku hingga basah. Sesekali sambil tertawa Ike menggigit hidungku.
Aku kian bernafsu mendapatkan serangan gencar dari artis cantik ini. Tanganku yang semula melingkar di pundak Ike, kini aku arahkan untuk mulai bergerilya di teteknya. Aku elus pelan-pelan tetek ike. Tanganku mencoba ke bawah untuk masuk ke BH-nya. Tapi tiba-tiba Ike menarik tanganku dan mendorong tubuhku. Aku terhempas di atas kursi.
''Wah kenapa Ike ini, pasti dia marah melihat ulahku,'' batinku.
Tidak jelas apa maksud Ike mendorong tubuhku. Yang saya lihat dia hanya menggeleng-gelengkan kepala.
'Tanda menolakkah,'' batinku.
Ike kembali menatapku tajam. Kali ini agak lama. Namun tanpa saya duga, tiba-tiba Ike sambil tersenyum melepas kaosnya yang sangat tipis dan seksi itu. Wow, mimpikah aku? Aku melihat dengan mata kepala sendiri artis cantik Ike Nurjanah tubuhnya hanya terbalut BH yang sangat tipis dan ketat. Ike tersenyum. Kemudian dia menyibakkan rambutnya ke belakang dan menguncitnya. Sekali lagi aku terkesima, melihat tetek Ike yang tampak montok karena ditekan BH yang ketat dan bulu ketiak Ike yang sangat lebat. Aku tak kuasa menaham birahi ini.
Aku dekati dia, aku mencoba mencium ketiak Ike, hmmm, luar biasa artis cantik ini. Ketiaknya pun sewangi ini,
''Apalagi...,'' batinku.
Tapi Ike mendorongku sambil menggelengkan kepala. Aku hanya bisa diam dan merebah di kursi sambil menunggu apa yang akan dilakukan Ike sebentar lagi. sambil tersenyum Ike kemudian meremas-remas sendiri teteknya, ditekan-tekannya, sambil sesekali bibirnya mengggigit teteknya.
''Ahhhh...'' teriak Ike.''Kamu bisa mengerti ini semua kan?'' tanyanya.
Aku hanya mengangguk. Ketika aku mendekat, kembali Ike melarangku. Ike berdiri dan mengambil orange jus yang ada di kursi. Setelah diminum sedikit, sisanya ditumpahkan ke seluruh tubuhnya. Ike terus tersenyum kepadaku. Sementara penisku semakin tegang melihat kejadian ini.
''Boleh aku mendekatimu Ik?'' tanyaku.
''Hmmm, sini...,'' katanya. Kontan aku melocat dan akan memeluk dia, tiba-tiba Ike berkata ''Duduk saja..''. Aku pun menuruti perintahnya.
Setelah menatapku Ike tiba-tiba melepas span pendeknya dan melemparkan penutup vagina setelah celana dalam itu ke atas kursi. Kini Ike mendekatiku dan kemudian dia memelukku sambil mencium seluruh tubuhku. Aku belum sempat terkesima melihat pemandangan yang sangat indah itu, Ike udah sangat buas menciumi aku. Aku balas ciumannya dengan melumat habis tetek Ike yang kenyal itu.
''Aku lepas BH ya Ik,'' kataku.
''Jangan...'' timpal Ike.
Ike tampak bernafsu menciumi tubuhku. Sesekali dia membasahi wajah dan tubuhku dengan ludahnya terus dia menjilati lagi. Aku kian tak tahan mendapat serangan seperti ini dan tanganku mulai meremas-remas pantat Ike yang tidak kalah kenyal dengan teteknya. Aku elus-elus pantas Ike sambil pelan-pelan aku masukkan tanganku ke celana dalamnya. Ketika sudah menyentuh pantat Ike, dia diam saja. Aku alihkan remasan ku depan, tepatnya ke vagina Ike. Woh, jembut Ike lebat sekali, andaikan aku bisa melihat dan menilatinya... batinku.
Tapi tiba-tiba Ike mencubit tanganku. Dia pasti tidak setuju dengan ulahku ini. Ike kembali mendorongku, tapi begitu aku jatuh terbaring di tempat kursi, dia menindihku. Dibukanya kaki lebar-lebar sambil berusaha melepas celana panjangku. Aku membantu Ike dengan melucuti sendiri pakaianku. Hingga akhirnya aku tinggal memakai celana dalam dan Ike pun tinggal memakai celana dalam dan BH. Jembut Ike yang lebat tampak sangat indah dengan celana dalamnya yang terpakai tidak dalam posisi yang benar itu, karena abis aku obrak-abrik dengan tanganku. Ike membuka kakiku lebar-lebar sambil kemudian dia melepas celana dalamku.
''Apa maunya..'' batinku.
Begitu penisku yang tegang menyembul keluar, dengan penuh nafas Ike mengulumnya dengan buas. Sementara tanganku hanya bisa memainkan payudara Ike.
''Aduuuh, Ike. Jangan keras-keras,'' protesku
Ike tidak mendengarkan. Bahkan dia terus melumat kontolku dengan buasnya. Akhirnya Ike pun melepaskan BH dan celana dalamnya. Aku terkesima melihat pemandangan ini. Ike tanpa selebar benang pun melekat di tubuhnya. Memeknya yang penuh jembut dan ketiaknya yang ditumbuhi rambut sangat lebat begitu memicu birahiku. Ike menjauh dari aku dan dia duduk di bahwa kursi. Sambil membuka kedua selangkangannnya Ike memanggilku dan dia menuding kontolku supaya dimasukkan ke memeknya.
Aku pun mengiyakan semua permintaan Ike dan terjadilah perbuatan maksiat itu. Aku terus menekan memek Ike, menari, menekan, menarik, menekan,sampai akhirnya Ike dan aku menjerit keras. Cairan segar muncrat dan sebagian mengenai wajahku dan Ike, dan kami pun saling berpelukan.
''Maafkan aku,'' kataku.
''it's oke. kapan-kapan aku ingin yang lebih dari ini,'' tutur Ike.
Pukul 21.00 aku pulang dengan wajah gontai namun penuh senyum. Rejeki atau setan apa yang mampir ke tubuhku hingga Ike Nurjanah memmintaku berbuat seperi itu, entahlah. Yang jelas kini setelah kejadian itu Ike kian sulit aku hubungi. Bahkan ketika bertemu di satu acara melihatku Ike seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Ike kembali memperlakukan aku seperti halnya wartawan lainnya.

Jumat, 02 November 2007

Awal Semuanya

Ditulis : Teddy


Hallo para pembaca setia blog Love hunter , perkenalkan nama saya Dolir(23 tahun), saya berdomisili di Bali. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Love Hunter, karena saya diberi kesempatan untuk menulis pengalam saya. Adapun cerita ini bukan bohong ataupun fiktif, melainkan apa yang saya ceritakan di bawah ini adalah benar-benar terjadi pada kehidupan saya hingga kini.
Setelah SMA, dengan sedikit memaksa aku ingin kuliah di Surabaya. Sedikit banyak jiwa pemberontakanku mulai nampak. Aku bersikeras dengan keinginanku, meskipun pada awalnya kedua orangtua berusaha keras menolak.
Di Surabaya, awal-awal aku duduk di bangku kuliah, aku merasakan sebagai sosok lelaki yang kerdil. Dalam hati, aku seakan tidak dapat menerima pergaulan dengan mereka yang tidak bergaya hidup pas-pasan. Aku merasakan dapat menempatkan diri di tengah mereka. Entah mengapa, aku cenderung memilih-milih pergaulan.
Tipikal yang menjadi temanku adalah mereka yang bergaya hidup wah. Aku cenderung menjauh dari pergaulan yang gaya hidup pas-pasan. Hal ini dikarenakan perasaan superiority complex yang ada di benakku. Dari pakaian yang dikenakan atau gaya bicara, aku dapat menilai, apakah mereka anak orang kaya sepertiku atau tidak.
Ketika itu usiaku sudah 20 tahun. Belakangan, aku merasakan cocok dengan salah seorang teman yang bernama Jaka. Kunilai dia anak orang kaya di kota lain terlihat dengan gemerlap kehidupannya yang suka sekali berfoya-foya. Kulihat lama-kelamaan dia pun seakan menunjukkan sikap yang cocok berteman denganku. Kami pun berteman baik. Namun di balik kebanggaanku bergaul dengannya, disitulah aku langkahkan kaki ke jalan yang salah untuk melangkah. Aku terlibat dalam pergaulan yang salah dan tidak wajar. Lambat laun, aku terbawa arus nakal Jaka dan beberapa temannya.
Kehidupanku yang glamor dan banyak uang, seakan memuluskan jalan untuk berbuat seenaknya. Dari mulai minum-minum di beberapa cafe ataupun bar, menghisap 'ganja' sampai 'putaw'. Tidak hanya itu, pergaulanku yang akrab itu belakangan membawaku pada keinginan 'main' dengan ABG yang kami booking dari pinggir jalan utama kota ini.
Dari semua pengalaman yang tadinya didasari rasa coba-coba dan ingin tahu itu, lama-kelamaan membuatku keranjingan. Kenakalanku tidak itu saja, melalui Jaka pula aku diperkenalkan dengan seorang tante-tante yang umurnya kutaksir 35 tahun. Sebut saja namanya Tante Nita. Wanita itu, namanya membekas sampai sekarang, karena dialah wanita yang kuanggap mampu mengubah jalan hidupku. Dia wanita yang pertama kali kupeluk, kucium, dan juga wanita yang pertama kalinya yang tidur bersamaku.
Sebenarnya, Tante Nita adalah isteri seorang pengusaha kaya. Karena sering kali kesepian akibat urusan bisnis suaminya, mengharuskan Tante Nita banyak ditinggal sendirian di rumah. Suaminya kerap kali melancong ke luar kota bahkan ke luar negeri dalam waktu lama.
Awal perkenalan kami terjadi di sebuah cafe di sebuah hotel ternama di kawasan pusat kota di Surabaya. Petang itu, aku datang bersama Jaka yang lebih dulu akrab dengan Tante Nita. Sebenarnya aku tidak mengira kalau temanku itu sengaja menyodorkanku untuk memuaskan nafsu birahi Tante Nita. Semua itu baru terungkap saat temanku mohon diri dengan alasan ada kepentingan mendadak. Jadilah kami hanya menikmati lembutnya alunan musik live berduaan saja. Awalnya, hanya sekedar ngobrol sana-sini, namun satu ketika Tante Nita mengisyaratkan satu tingkah nakal. Tak pelak sebagai lelaki normal, semua itu mengundang birahiku. Rasanya klop sudah, saat dia menawarkanku untuk menginap di hotel dimana dia telah booking kamar.
Aku yang awalnya merasa ragu, akhirnya tidak berkutik, aku pun bagaikan kerbau dicocok hidungnya. Kuiyakan saja semua permintaan Tante Nita, termasuk keinginannya mengajaku menginap di hotel. Dalam hati aku berpikir, rasanya sangat disayangkan jika semuanya ini disia-siakan. Meskipun tubuhnya tidak terlalu tinggi untuk seukuran wanita indonesia, wajahnya yang bersih dan terawat, menyiratkan bias kecantikannya. Gaya bicaranya yang mirip dengan yang dikatakan ABG masa kini, menambah kecentilan Tante Nita.
Kuungkapkan keraguan jika nantinya Jaka datang dan mencari kami dimana dia meninggalkan kami berdua di cafe tersebut, namun semua kekhawatiran itu hanya ditanggapi dengan senyum tenang dan menawan yang merekah di kedua bibir Tante Nita. Dia pun meyakinkanku bahwa Jaka tidak akan kembali ke cafe lagi. Dapat ditebak apa yang akan terjadi, jika lelaki normal yang telah dewasa berduaan di dalam kamar bersama wanita cantik, yang ada tentu kobaran nafsu yang menggelora. Dan benar saja, hubungan badan pun terjadi di antara kami.
Dibelainya rambutku, didekapnya tubuhku yang tak berbalut selembar kain pun. Dadaku dielus dan diciumi dengan penuh nafsu. Saling pagut dan raba pun tidak terelakkan lagi. Kemudian apa yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh suami-istri itu bersama Tante Nita dengan nafsu yang bergelora itu pun terjadi. Tidak hanya sekali, aku melakukannya saat malam itu. Tenaga Tante Nita yang sangat liar memacu gelora birahi. Aku merasa begitu tersanjung, sekaligus banyak belajar dari Tante Nita. Sungguh aku merasakan ada pengalaman baru dan sangat mengesankan yang selama ini belum pernah kualami.
Kurasakan juga bagaimana gelora birahinya yang menggebu. Aku merasa tertantang untuk mengimbanginya. Dan ternyata aku berhasil memuasinya. Ini dikatakannya sendiri oleh Tante Nita. Setelah puas dengan permainan binal Tante Nita di atas ranjang, kembali kegundahan menyeriangi di benakku. Kepada Tante Nita kuwanti-wanti untuk tidak menceritakannya kepada Jaka ataupun siapa saja. Namun dia hanya tersenyum tipis menghadapi kegundahanku.
"Kenapa mesti risau..? Jaka adalah kekasih gelapku juga. Dalam waktu-waktu tertentu, dengan senang hati dia melayaniku.." kata Tante Nita.Setelah itu, jadilah aku mulai ikut berpetualang sebagai pemuas nafsu seks, kukejar perasaan nikmat dan gairahku dengan Tante Maria, Tante Sonya, Tante Ida, dan beberapa tante lainnya.
Aku pun seakan dimanjakan oleh mereka dengan limpahan uang yang datangnya bagaikan air yang mengalir. Namun aku memiliki langganan yang mengaku sangat terkesan dengan pelayananku. Dia seorang dokter di Jakarta. Perkenalanku terjadi saat di suatu sore tiba-tiba HP-ku berdering. Dengan dalih untuk dipijat tubuhnya, suara wanita itu menginginkan agar aku datang ke sebuah hotel di kawasan jantung kota Surabaya. Aku pun meluncur ke hotel yang dimaksud.
Sore itu menjadi awal bagi permainan yang panas dengan sang dokter yang sedang mengikuti seminar di Surabaya ini. Dokter yang berwajah cantik itu sangat ganas memperlakukanku, nafsu birahinya yang besar membuatku kewalahan. Tidak hanya di tempat tidur saja dia menginginkan permainan panas denganku. Itu semua dilakukan di sofa ruang tamu kamar hotel, di kamar mandi, ataupun di kaca rias kamar suite yang disewanya itu. Setelah puas, baru ia memberiku banyak uang, Dan rasanya itulah rekor bayaranku yang kuterima sebagai gigolo pemuas nafsu. Dia pun barjanji akan kembali lagi untuk memintaku untuk melayaninya.
Benar saja, beberapa bulan kemudian sang dokter itu kembali lagi ke Bandung, kali ini dia tidak sendiri, melainkan membawa 2 orang temannya yang mengaku Tante Lia, dan Tante Lilis. Setelah aku diminta melayani mereka bertiga, aku pun melakukannya dengan baik hingga mereka puas. Tidak hanya sekaligus kami bertiga bermain, melainkan aku melayaninya satu persatu. Keesokan paginya mereka pun kembali ke Jakarta.
Tetapi alangkah terkejutnya aku, minggu kemudian sang dokter kembali lagi bersama temannya kembali, kali ini hanya seorang, dia bernama Tante Riska. Seperti sebelumnya, dia meminta kupuasi nafsu seksnya, sebelum akhirnya memintaku untuk melakukan hal yang sama terhadap temannya itu.
Kali ini dalam benakku ada berbagai pertanyaan, "Ada apa di balik keanehan ini..?"Dalam suatu kesempatan, terbukalah tabir rahasia itu. Menurut Tante Riska teman sang dokter itu, dia adalah salah satu anggota arisan yang bandarnya adalah Ibu dokter itu. Mereka beranggapan bahwa aku lah pria yang dipilih, dan yang paling hebat, dan kuat dalam memuasi mereka. Jadi aku dijadikan komoditi arisan seks oleh mereka yang terdiri dari istri pengusaha dan pejabat. Gila, betapa terkejutnya aku mendapat jawaban itu. Namun aku berusaha mengendalikan kegundahanku, aku tidak perduli dengan perasaanku, toh aku mendapat imbalan jasa yang sangat besar dari mereka. Dan aku pun dapat memanfaat uang tersebut untuk kuliahku.
Nah bagi para pembaca setia blog Love Hunter, saya sangat menantikan saran, kritik, ataupun apa saja dari anda, kirimkan ke email, saya juga siap melayani kebutuhan biologis anda ataupun melayani pijat, kesemuanya ini khusus untuk wanita yang kesepian. Saya juga siap tidak dibayar alias free asalkan kebutuhan anda terpenuhi.

Pagar Maem Tanaman

Peristiwa ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Kejadiannya di Bandung, aku yang berumur 14 tahun tinggal bersama kakak perempuanku, menempati salah satu rumah yang dimiliki paman mereka. Kebetulan rumah itu tidak ditempatinya. Saat itu kakakku, Mirna berumur 19 tahun dan telah kuliah tingkat satu di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Kedua orang tua kami tinggal di Jawa Tengah, dimana mereka mengelola sebuah toko. Karena dirasa Bandung lebih kondusif sebagai tempat menuntut ilmu, maka mereka mengirim kami ke Bandung untuk bersekolah.
Kakakku Mirna wajahnya cukup cantik mirip dengan bintang film dari Hongkong atau Taiwan. Kulitnya putih mulus, karena memang kami adalah dari keluarga keturunan chinesse. Dengan tinggi di atas 160 cm bobot 50 kg, tubuhnya cukup ideal untuk seorang gadis remaja. Sehingga tidaklah mengherankan kalau teman-teman cowoknya banyak yang mendekatinya. Bahkan yang menyukainya tidak hanya cowok keturunan chinese saja. Banyak pula teman-teman kuliah cowoknya yang pribumi juga terang-terangan mendekatinya. Di kampusnya memang antara pribumi dan non pribumi jumlahnya seimbang. Namun Mirna tidak menanggapinya, karena sebetulnya Mirna telah mempunyai pacar yang pada waktu itu sedang kuliah di Amerika. Selain aku dan Mirna, rumah tersebut juga dihuni oleh seorang pembantu perempuan dan seorang sopir pribadi yang rutin bertugas mengantar kami sekolah dan kuliah. Sopir kami bernama Dolir. Sebelumnya ia bekerja sebagai tukang ojek.
Beberapa saat sebelum terjadi peristiwa tersebut, sebenarnya aku telah mempunyai firasat yang kurang mengenakkan mengenai Dolir. Beberapa kali aku memergoki Dolir sedang menatap dengan tajam bagian tubuh tertentu dari Mirna, jika kebetulan Mirna sedang tidak menyadarinya. Memang kadang-kadang jika berada di rumah dan sedang santai, Mirna sering mengenakan baju rumah yang cukup ketat. Apalagi setelah pembantu perempuan kami pulang ke desanya, karena ada salah satu anggota keluarganya yang sedang sakit keras, kadang-kadang Mirna hanya sendirian dengan Dolir di dalam rumah karena jam sekolahku berbeda. Tetapi untungnya pada malam hari Dolir tidak menginap di rumah kami.
Suatu malam saat aku dan Mirna sedang santai menonton TV di ruang tamu, tiba-tiba Dolir muncul bersama dua orang temannya tukang ojek yang biasa beroperasi di sekitar daerah itu. Dolir rupanya telah lama berniat akan merampok rumah majikannya tersebut, karena hanya Ray dan Mirna saja yang tinggal di rumah itu. Untuk melancarkan rencana tersebut, Dolir telah mengontak 2 orang temannya yang bekas sesama tukang ojek, untuk membantunya melaksanakan maksud tersebut. Pada hari dan waktu yang telah ditentukan mereka melaksanakan rencana tersebut, karena itulah mengapa tiba-tiba mereka muncul malam itu di rumah kami. Sambil mengancam dengan pisau, mereka memaksa kami untuk menunjukan barang-barang berharga dan uang yang disimpan dalam lemari. Dengan ketakutan Mirna menyerahkan barang-barang berharga milik kami seperti uang, arloji, handphone, dll. Mereka kemudian masuk ke kamar MIrna untuk mengambil perhiasan dan barang-barang berharga lainnya.
Melihat kegarangan mereka hati kami menjadi ciut. Kami berdoa dalam hati biarlah barang-barang tersebut diambil asalkan kami tetap selamat. Setelah selesai mengambil semuanya, tiba-tiba salah seorang teman Dolir berkata: "Eh, ngomong-ngomong cewek ini boleh juga ya. Mending kita sikat saja sekalian.", "Iya nih. Wajahnya cakep dan kulit mukanya putih, nggak tahu kalau bagian tubuh yang lainnya", kata yang lain sambil memandang kakakku dengan tersenyum-senyum. "Wah, bener juga kata lu. Susunya montok tuh, ngelihatnya saja sudah bikin orang ngaceng…, kita bisa pesta nih. Mimpi apa kita semalam. Apalagi kita belum pernah ngerasain amoy. Yuk dah, kita garap rame-rame", timpalnya lagi.
Saat itu kakakku baru pulang setelah pergi bersama temannya dan mengenakan kaos berwarna merah yang cukup ketat. Dolir segera mendekati Mirna yang berdiri ketakutan di pinggir tembok. Tangannya dengan cepat meraba-raba pipi Mirna yang putih mulus, sambil ia berkata pada teman-temannya, "Cewek manis ini, namanya Mirna. Aku sendiri sebenarnya sudah lama pengen ngerasain dia. Apalagi dia suka banget pake pakaian yang bikin orang terangsang. Hari ini kita bakalan puas deh". Dengan segera Mirna menampik tangan Dolir dan sambil menatap wajahnya dengan menguatkan hatinya, Mirna mencoba menggertak Dolir, "Kurang ajar kamu yah. Aku ini kan majikanmu, tega benar kamu hendak berbuat kurang ajar padaku!" Bukannya takut Dolir malah makin berani, sahutnya, "Aku memang kacungmu yang biasa diperintah-perintah, tapi kali ini kamulah yang akan menuruti kemauan kami", kata Dolir. Tiba-tiba kedua tangannya dengan cepat meraih payudara Mirna dan segera meremas-remasnya dengan ganas. Mirna yang telah tersandar pada tembok, tidak dapat mengelaknya, "Adduhhhh…, jangaaann…!", jeritnya kaget mendapat perlakuan kasar dari Dolir tersebut. Melihat itu akupun menjadi emosi, seketika kuterjang Dolir dan memukulinya. Tapi mereka kemudian mengeroyokku dan memukuliku sampai babak belur. Sementara Mirna menjerit-jerit menyaksikan aku dipukuli oleh bajingan-bajingan itu. "Kamu jangan macam-macam kalau tidak ingin kami bunuh!" hardik Dolir sambil menampar mukaku. "Blak, ikat dia. Biar dia ngeliat kita ngerjain kakaknya", kata Dolir memerintah temannya.
Kemudian mereka menyeretku ke kamar Mirna dan mengikatku di kursi dekat ranjangnya. Setelah itu mereka menggotong Mirna yang terus memberontak, kedalam kamarnya dan melemparnya ke atas tempat tidurnya. "Mirna, dengar baik-baik, kalian akan kuampuni kalau kamu mau menuruti kemauan kami. Kalau kamu melawan, adikmu akan kubunuh dan kau pun akan kubunuh setelah kami puas menikmatimu. Saat ini tidak ada yang dapat menolong kalian", kata Dolir.
Sementara karena ketakutan diancam hendak dibunuh, akhirnya Mirna tidak berani berteriak keras-keras dan pasrah dengan nasibnya. Segera dengan tidak membuang-buang waktu mereka langsung mendekati Mirna yang masih terkapar di atas tempat tidur dan mulai mengerubutinya. Dolir langsung mencium muka Mirna, mula-mula hidung dan pipinya dijilat-jilatnya, seakan-akan sedang menikmati betapa licin dan mulusnya pipi Mirna tersebut, akhirnya bibir Mirna dilumatnya dengan ganas. Sementara kedua tangannya tidak tinggal diam, dengan nafsu meraba-raba buah dada yang mulus padat itu, kemudian meremas-remasnya dengan sangat bernafsu. Dari mulut Mirna hanya terdengar jeritan lirih, "Aaagghhh…., aaggghhh…, jaangaannn…, jannngaannn…, aaammmpunnnnn…, aammmppunnnnnn…!", "…Jaaanngaaannn…, peerrkoossssaaaa…, saaayyaaaaa…!", akan tetapi sambil tertawa-tawa Dolir berkata, "Tenang saja, nanti juga lo akan merasa keenakan, niiihhhh…, gimana rasanya, enak khan pijitanku. Susumu benar-benar nikmat", katanya sementara aktifitas kedua tangannya tetap masih meremas-remas payudara Mirna.
Badan Mirna menggeliat-geliat, tapi dia tidak dapat menghindar karena kedua teman Dolir masing-masing memegang kaki dan tangannya erat-erat sambil tertawa-tawa. Lalu mereka tidak mau kalah dengan Dolir, salah seorang di antaranya yang memegang kedua kaki Mirna, langsung menyingkap dan menarik lepas rok Mirna, sehingga terlihat celana dalam merah muda dan kedua belah paha Mirna yang putih mulus. Kemudian sambil menduduki kedua kaki Mirna, kedua tangan orang tersebut segera mengelus-elus kedua paha Mirna yang sudah setengah terpentang itu dengan bebas. Tangannya mula-mula hanya bermain-main di kedua paha, naik turun, tapi akhirnya secara perlahan-lahan mulai mengelus-elus belahan di antara kedua pangkal paha Mirna yang masih ditutupi CD itu. Tidak cukup sampai di situ, bahkan salah satu jari tengahnya dimasukan ke celana dalam Mirna dan dipaksakan masuk kedalam kemaluan Mirna yang masih sangat rapat itu. Badan Mirna hanya bisa menggeliat-geliat saja dan pantatnya bergerak menggeser ke kiri ke kanan mencoba menghindari tangan-tangan yang menggerayangi paha dan kemaluannya itu. Dari mulutnya tetap terdengar jeritan",Jaaangannnn…, jjannngann…, aadduuhhh…, aaddduhhhhh….!" dan dari kedua matanya mengalir air mata putus asa, kepalanya digeleng-gelengkan ke kiri ke kanan, menahan rasa geli yang mulai merambat ke seluruh tubuhnya. Secara perlahan-lahan pada bagian CD-nya yang menutupi belahan liang kewanitaannya mulai terlihat membasah.
Rupanya tubuh Mirna tidak dapat menyembunyikan reaksinya atas perasaan terangsangnya menerima perlakuan tersebut. Dengan kedua tangan yang dipegang di atas kepalanya dan kedua kaki diduduki dan di saat bersamaan mulutnya dilumat-lumat dengan ganas dan buah dadanya diremas-remas, serta elusan-elusan disertai sentuhan-sentuhan jari pada klitorisnya, membuat suatu sensasi yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, tiba-tiba melanda perasaan Mirna, perasaan putus asa, perasaan terhina dan ketidakberdayaan secara bersamaan menimbulkan suatu penyerahan dan kepasrahan total yang mengakibatkan suatu kenikmatan yang maha dahsyat melanda perasaan dan tubuh Mirna. Sungguh menyakitkan memang menyaksikan peristiwa itu. Dimana sebuah tubuh putih mulus dan cantik, sedang telentang lemas tanpa daya dikerubuti oleh tiga lelaki kasar sopir dan tukang ojek yang bertubuh hitam tidak terawat dengan tangan-tangan yang berkeliaran kemana-mana, benar-benar terlihat sangat kontras.
Akhirnya Dolir menyobek lepas kaos yang dikenakan Mirna, sehingga sekarang Mirna hanya mengenakan BH dan celana dalam saja. Dolir meraba-raba dan mengelus-elus buah dada Mirna yang masih tertutup BH-nya sambil berkata, "Wah penasaran nih pingin lihat susunya amoy". katanya sambil tersenyum-senyum. Kemudian dengan perlahan-lahan Dolir membuka BH Mirna. Dan dengan terpesona mereka menatap payudara Mirna yang sangat indah itu. Buah dada Mirna putih mulus, tidak terlalu besar, masih sangat kencang berdiri tegak dengan ujung putingnya yang coklat muda kecil, tapi terlihat sudah mengeras karena dielus-elus dari tadi. "Wah susu Mirna sangat bagus ya!" kata salah seorang dari mereka sementara kedua tangannya mengusap-usap payudara Mirna dengan perlahan-lahan seakan-akan terpesona, karena baru sekarang dia pernah melihat buah dada indah, yang sedemikian putih dan halus itu. "Wah putingnya coklat muda. Bikin tambah nafsu saja", kata yang lain. "Coba lihat ukuran BH-nya, eh BH-nya Triumph ukurannya 34 C", kata salah seorang dari mereka. Kemudian ganti Dolir yang meraba-raba dan meremas-remas perlahan buah dada Mirna. Yang seorang lagi yang dari tadi duduk pada kedua kaki Mirna, tidak mau kalah juga, segera saja CD merah muda Mirna ditarik dengan kasar sehingga sobek dan segera dicampakkannya ke pinggir, sehingga sekarang Mirna benar-benar telah berada dalam keadaan polos, telanjang bulat tanpa seutas benang pun yang melekat di tubuhnya, terkapar tak berdaya dengan tangan-tangan hitam kasar mirip tangan-tangan gurita yang sedang menggerayangi lekuk-lekuk tubuh yang molek itu.
Pada bagian bawah tubuh Mirna yang membukit kecil di antara kedua pahanya yang putih mulus itu, kemaluannya yang kecil berbentuk garis memanjang yang menggelembung pada kedua pinggirnya, tampak ditutupi oleh bulu kemaluannya yang lebat yang berwarna coklat muda. "Hehehe, lihat tuh jembutnya lebat sekali. Aku suka sama cewek yang satu ini". Kemudian teman Dolir langsung meraba-raba dan mengelus-elus bulu kemaluannya sambil membuka kedua paha Mirna makin melebar. Terlihatlah liang vaginanya yang masih rapat. Tangan hitam dan kasar itu segera menjamah liang yang sempit itu sambil menggesek-gesekan jempolnya pada tonjolan daging kecil yang terletak di bagian atasnya. Sementara puting susu Mirna sedang diisap-isap oleh Dolir dengan lahapnya sambil sesekali mempermainkan putingnya dengan ujung lidahnya. Sedangkan temannya yang satu lagi, yang dari tadi memegangi kedua tangan Mirna, sekarang sedang melumat mulut dan kedua bibir Mirna dengan rakus dan lidahnya dengan paksa dimasukkan ke dalam mulut Mirna dan mempermainkan lidah Mirna. Mendapat perlakuan seperti itu, Mirna yang benar-benar telah tak berdaya, hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis lirih, "Aaaghhh…, sshhhhh…, sshhhhh…, mmhhhh….!".
Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada Dolir, "Lir, kamu mulai duluan aja yah…!", "OK…" kata Dolir dengan cepat dan segera menghentikan kegiatannya untuk membuka baju sampai celana dalamnya. Tampaklah batang kemaluannya yang telah tegang, berwarna hitam pekat, besar dengan bagian kepalanya yang bulat mengkilat dan bagian batangnya yang dikelilingi oleh urat-urat menonjol, terlihat sangat mengerikan. Setelah selesai melepaskan seluruh bajunya, dengan cepat Dolir kembali naik ke tempat tidur dan merangkak di atas badan Mirna. Dolir berjongkok di antara kedua paha Mirna, yang dengan paksa dibuka melebar oleh teman Dolir yang memegang kedua kaki Mirna. Mata Mirna terlihat terbelalak melihat benda hitam besar di antara kedua paha Dolir itu. Badan Mirna terlihat bergetar halus, rupanya belum-belum Mirna telah merasa ngilu pada kemaluannya membayangkan benda hitam besar itu nantinya akan mengaduk-aduk kemaluannya dengan ganas.
Dengan sebelah tangan bertumpu pada ranjang di samping badan Mirna, tangan Dolir yang satunya memegang batang penisnya dan dengan perlahan-lahan digosok-gosokkannya pada bibir kemaluan Mirna. Begitu kepala penis Dolir menyentuh klitoris Mirna, terlihat badan Mirna menjadi kejang dan agak berkelejotan serta dari mulutnya yang sedang dilumat oleh teman Dolir terdengar suara, "Eeehhmm…", Dolir terus melakukan kegiatannya menggesek-gesek kepala penis pada bibir kemaluan Mirna, yang akhirnya menjadi licin dan basah oleh cairan yang keluar dari penis Dolir dan juga dari dalam kemaluan Mirna sendiri. Merasakan bibir kemaluan Mirna yang telah basah itu, Dolir berkata, "Oohhhh rupanya lo udah terangsang juga yaaa..!" Kemudian dengan perlahan-lahan Dolir mulai menekan kepala penisnya membelah bibir kemaluan Mirna. Mendapat tekanan dari kepala penis Dolir, bibir kemaluan Mirna tertekan ke bawah dan mulai terbuka dan karena kemaluan Mirna telah basah, akhirnya kepala penis Dolir mulai terbenam ke dalam lubang kewanitaan Mirna dengan mudahnya.
Disebabkan penis Dolir yang sangat besar, maka klitoris Mirna ikut tertarik masuk kedalam lubang kemaluannya dan terjepit oleh batang penis Dolir yang berurat menonjol itu. Hal ini menimbulkan perasaan geli dan sekaligus nikmat yang amat sangat pada diri Mirna, sehingga disertai badannya yang menggeliat-geliat, dengan tanpa sadar dari mulutnya terdengar suara, "Ooohhhhhh…", yang panjang, mengikuti tekanan penis Dolir pada kemaluannya. Kedua pahanya terlihat mengejang dengan kuat. Merasakan hal ini, tanpa menyia-nyiakan waktu Dolir langsung menekan habis rudalnya ke dalam vagina Mirna dengan ganas. "Aadduuuhh…, sakiittt…!", terdengar Mirna menjerit saat rudal Dolir itu menerobos masuk ke dalam liang vagina Mirna. Kemudian Dolir segera mendorong dengan sekuat tenaga sehingga seluruh barang miliknya amblas seluruhnya, sampai kedua pahanya yang hitam itu menekan dengan ketat paha putih mulus Mirna yang terkangkang itu.
Memang ini bukan pertama kalinya Mirna disetubuhi orang, karena sebelum pacarnya keluar negeri, mereka sudap pernah melakukannya sekali, akan tetapi penis Dolir ini jauh lebih besar dan panjang daripada penis pacarnya, sehingga ketika penis Dolir menerobos masuk, meski kemaluan Mirna telah sangat basah, akan tetapi tetap saja Mirna merasa pedih. Tanpa mengenal belas kasihan, Dolir mulai memaju-mundurkan pantatnya, sehingga penisnya yang besar itu, keluar masuk berulang-ulang kedalam kemaluan Mirna. Sambil melakukan itu ia berkata, "Waahh, eenaak niih masih seret…!" Sementara kedua temannya tetap sibuk mengelus-elus dan meremas-remas payudara serta membelai-belai seluruh badan Mirna, sambil tertawa-tawa mendengar perkataan Dolir.
Sementara itu terlihat vagina Mirna memerah menerima tekanan dan gesekan-gesekan dari penis Dolir yang besar itu. "Waaah…, gila sempit benar niihhh, mimpi apa aku semalam", kata Dolir. Sambil terus menyetubuhi Mirna dengan ganas, Dolir berkata lagi, "Hey non.., enak sekali lhhhoo, benar-benar puas aku atas servismu ini.., ha.., ha.., ha..!" Sambil tertawa-tawa dia mengocok tubuh Mirna habis-habisan. Sementara Mirna hanya bisa merintih-rintih dan menjerit-jerit. Suara jeritannya makin lama makin lemah, diganti oleh suara mendengus-dengus, "Oohh…, oohhh…, aadduhh…, aadduuhh…!", dan badan Mirna tiba-tiba mengejang dengan hebat sehingga bagian pinggangnya tertekuk ke atas, rupanya tanpa dapat dicegahnya, Mirna mengalami orgasme dengan hebat, ada beberapa detik lamanya badannya tersentak-sentak dan akhirnya Mirna terkulai dengan lemas dengan kedua kakinya terkangkang lebar. Benar-benar Mirna mengalami kenikmatan yang hebat yang tidak terelakkan walaupun sebenarnya itu bertentangan dengan kemauannya, membuat pikirannya serasa melayang-layang.
Sekarang Dolir memegang kedua pinggul Mirna dan menariknya keatas, sehingga pantat Mirna tidak terletak pada kasur lagi. Dengan posisi ini Dolir dengan leluasa menancapkan penisnya dalam-dalam ke lubang kemaluan Mirna dengan tanpa halangan. Sambil pantatnya dimajumundurkan, sekali-sekali Sudin menekan pantat Ai Ling rapat-rapat ke tubuhnya dan memutar-mutar pinggul Ai Ling, sehingga kemaluan Ai Ling mengocok-ngocok penis Sudin yang terbenam habis di dalamnya. Terlihat bahwa tubuh Mirna menggeliat-geliat dan bergerak-gerak mengikuti gerakan Dolir. Dan saking kerasnya dorongan pantat Dolir menekan pinggul Mirna, kedua payudara Mirna mengikuti goyangan tersebut dengan bergerak-gerak berputar-putar. Sementara mulut Mirna mendesah setiap kali Dolir menekan penisnya dalam-dalam ke lubang kemaluannya. "He.., he.., he.., akhirnya lo takluk juga yaa? Kalau nggak gini kan kamu nggak tahu enaknya yang sebenarnya!" kata Dolir tanpa berusaha menghentikan aktifitasnya. Kedua teman Dolir menyaksikan hal tersebut sambil tertawa-tawa. "Lihat susunya berputar-putar", katanya. Kemudian akhirnya mereka semua menanggalkan pakaiannya masing-masing sehingga akhirnya keempat orang di ranjang tersebut semuanya telanjang bulat. Tubuh Mirna yang putih mulus tersebut tampak kontras dengan tubuh hitam ketiga lelaki yang sedang menggumulinya.
Sementara Dolir menikmati kemaluan Mirna sambil meremas-remas kedua payudaranya, yang lainnya juga ikut menggesek-gesekkan penisnya pada tubuh Mirna. Bahkan salah seorang di antaranya memasukkan penisnya ke mulut Mirna, memaksa Mirna untuk melakukan oral sex. Pada saat yang bersamaan, Dolir memerintahkan Mirna untuk melakukan pijit ala Thai yaitu memijat dengan kedua payudaranya. Mirna yang telah takluk dan pasrah itu, hanya bisa menuruti kemauannya dengan menekan dan menggesek-gesek susunya ke seluruh tubuh Dolir. Sambil tertawa puas dolir berkata, "Wah, baru kali ini aku ngerasain dipijat sama susu amoy. Rasanya lebih enak daripada di Kramat Tunggak". Tak lama kemudian Dolir mengalami ejakulasi dan menumpahkan seluruh spermanya ke dalam vagina Mirna. Tampak ia terengah-engah. Setelah itu giliran rekan Dolir satunya, Blak yang merasakan vagina Mirna. Mula-mula ia melakukannya dalam posisi Mirna terduduk lalu dalam posisi doggy style. Sambil melakukannya ia menepuk-nepuk payudara Mirna yang bergerak-gerak. Sementara ia melakukan itu, teman satunya yang berambut Gondrong berada di depan Mirna, memaksanya untuk memasukkan penisnya ke dalam mulut Mirna, sehingga akhirnya Mirna terpaksa mengulum penisnya. Goyangan orang yang di belakang menggerakkan seluruh tubuh Mirna sehingga si Gondrong di depan jadi merem melek nikmat karena penisnya dikocok oleh mulut Mirna. Selang sesaat mereka berganti posisi, si Gondrong yang mulanya dikulum sekarang berganti menikmati vagina Mirna sementara Blak dikulum penisnya. Setelah itu ia berdiri dan menyuruh Mirna untuk berlutut di depannya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Mirna, Mirna diperintahkan mengulum dan menjilati penisnya seolah-olah seperti permen lolipop. Ketika Mirna melakukannya, ia berkacak pinggang dan tertawa-tawa. Sementara itu si Gondrong asyik meraba-raba dan menggesek-gesek klitoris dan bibir vagina Mirna, sehingga hal ini membuat badan Mirna menggelinjang-gelinjang dan dari mulutnya yang tersumbat penis Blak terdengar erangan tertahan, "Eehhmm…, eehhhmmm..", setelah itu kedua tangan Blak yang semula berkacak pinggang, mulai meremas-remas buah dada Mirna yang tergantung bebas itu. Setelah puas dengan permainan itu, kemudian mereka menelentangkan Mirna di atas ranjang dan lelaki yang Gondrong menggesek-gesekkan penisnya ke buah dada Mirna dan kemudian dia menduduki dada Mirna dan menjepitkan penisnya diantara kedua gundukan daging kenyal tersebut, sambil mendorong pantatnya maju mundur, sehingga penisnya menggesek-gesek di antara kedua gundukan buah dada Mirna tersebut.
Kemudian mereka berganti posisi lagi. Kali ini giliran si Gondrong yang memasukkan penisnya ke dalam vagina Mirna. Ia melakukannya pada Mirna yang dalam posisi tidur miring. Sementara itu Blak bersimpuh di depan wajah Mirna dan lagi-lagi memasukkan penisnya ke dalam mulut Mirna. Kemudian ganti Blak yang memasukkan barangnya ke dalam kemaluan Mirna. Pada saat akan ejakulasi, ia mengeluarkan penisnya dan memuncratkan air maninya di payudara Mirna. Si Gondrong berkata, "Eh, sialan lu padahal gua mau ngemut susunya. Eh lu semprot dengan peju lu". Mendengar itu, mereka semua pada tertawa. Setelah itu Blak 'meratakan' spermanya ke seluruh bagian dada Mirna, sehingga tubuh Mirna menjadi basah mengkilap oleh spemanya. Akhirnya kembali si Gondrong yang menikmati Mirna. Ia melakukannya dalam posisi duduk sementara Mirna telentang di depannya. Ia merentangkan kedua paha Mirna lebar-lebar dan memegangi pinggulnya sementara ia memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Mirna. Setelah itu ia memasukkan penisnya ke mulut Mirna yang duduk di depannya. Pada saat akan ejakulasi, ia menyemprotkan air maninya ke muka dan rambut Mirna dan melapnya ke seluruh bagian muka Mirna. Kemudian ia menyuruh Mirna untuk menjilati sisa sperma di batang penisnya sampai bersih.
Setelah itu kembali Dolir meminta Mirna mengulum penisnya sampai ia mengalami ejakulasi kedua. Pada saat ejakulasi, ia menumpahkan seluruh spermanya di dalam mulut Mirna, sehingga Ai Ling terpaksa menelan seluruh sperma yang dikeluarkannya. Setelah itu Dolir memerintahkan Mirna menjilati sisa sperma di penisnya sampai licin mengkilat. Dengan demikian maka akhirnya puaslah sudah ketiga laki-laki bejat tersebut menikmati tubuh mulus Mirna. Sambil tertawa-tawa si Gondrong berkata, "Kita puas deh hari ini. Kamu memang dapat memuaskan laki-laki. Kami semua senang bisa menikmati kamu", "Kamu tentunya puas juga khan merasakan nikmatnya kontol-kontol kami. Gimana rasanya, enak khan dinikmati oleh supir dan tukang ojek..!", kata Dolir. "Gila nih cewek. Cakep-cakep gini ternyata suka nenggak peju", timpal Blak. Mereka semua tertawa mendengar perkataan Blak. "Ayo ah kita cabut. Kita udah puas nih. Terima kasih ya atas barang-barangnya serta 'bonus istimewanya'", kata Dolir. Setelah puas akhirnya mereka membawa barang-barang jarahannya dan meninggalkan Mirna dalam keadaan lemas dan telanjang bulat serta menangis terisak-isak.
Masih terlihat bekas cairan air mani belepotan di seprei. Sejak saat itu Dolir dan kawan-kawannya menghilang dari daerah itu. Untunglah Mirna orangnya cukup tegar. Setelah menjalani terapi dengan dokter ahli, Mirna akhirnya secara perlahan-lahan dapat sembuh dan dapat melupakan peristiwa tragis itu. Setelah cuti satu tahun Mirna melanjutkan kuliahnya lagi. Ia juga dapat bergaul dengan teman-temannya seperti sebelumnya. Hal yang paling menguntungkan adalah Mirna tidak hamil oleh peristiwa itu. Walaupun satu hal yang tidak dapat disangkal lagi adalah bahwa Mirna pernah diperkosa, hal ini kami rahasiakan, hanya keluarga terdekat kami saja yang mengetahuinya.

Rama Lelaki Paruh Baya

Disadur dari : web lain

Aku mengenal pak Rama, seorang duda, ketika dia bekerja di kantorku sebagai tenaga kontrak. Walaupun sudah paruh baya, dia masih nampak ganteng dengan tubuh tegapnya yang atletis. Aku tertarik dengan ketampanannya, apalagi dia sangat perhatian ke pada aku. Misalnya sesudah aku nikah, rambutku aku cat kepirangan, dia langsung berkomentar bahwa aku lebih cantik dengan rambut hitam. Ini yang membuat aku diam2 menyukainya, bukan sebagai teman tetapi sebagai lelaki dewasa yang berpengalaman. Karena rumahku sejalan dengan rumahnya, aku hampir setiap hari ikut mobilnya, pergi dan pulang. Dalam perjalanan pergi pulang kantor itulah, aku menceritakan semua masalah rumah tanggaku. Setelah menikah, aku tak kunjung hamil, padahal aku sudah sangat mendambakan anak. Dia sering memberi informasi, termasuk tentang siklus datang bulanku. Dia memberi advise untuk menghitung masa suburku, sehingga pada masa subur itulah aku harus ML dengan suamiku setiap malam. Masalahnya suamiku itu gila kerja sehingga kalau pulang ke rumah dia sudah capek karena pekerjaannya. Alhasil paling ML dilakukan paling banyak 2 kali seminggu, itu juga ketika week end. Aku suka kesal kalau pada weekend, apalagi pada masa suburku, suamiku sedang terlibat dengan pekerjaannya sehingga dia akan loyo kalau sudah diranjang. Jangan tanya mengenai kepuasan yang seharusnya menjadi hakku karena suamiku tidak tahan lama, maunya langsung masuk dan belum 5 menit sudah ngecret. Karena memang aku sangat mendambakan bisa hamil, aku tidak mempermasalahkan loyonya suamiku di ranjang, buat aku yang penting dia bisa mengecretkan spermanya di dalam memekku.
Sampailah kejadian terakhir yang membuat aku sangat sangat kecewa pada suamiku. Persis pada saat masa suburku, dia harus keluar kota untuk 2 minggu, padahal 2 hari sebelumnya dia baru pulang dari luar kota selama seminggu. Alasannya, dia harus kerja keras untuk mengumpulkan uang buat persiapan punya anak. Uang sih penting, tapi kalau anaknya gak di buat2 ya percuma saja mengumpukan uang banyak2. Aku mengeluh ke pak Rama lewat sms, jawabannya membuat aku kaget. “Kalau PMDN gak bisa coba PMA saja. Aku mau kok mbantuin kamu bikin anak”. Aku terdiam karena jawaban tadi. Karena lama tidak aku jawab, masuklah smsnya lagi : “Diam itu artinya mau kan, apalagi kamu kesepian karena suami kamu keluar kota terus. Udah lah, besok pagi jam 8 kamu tunggu aku di mulut komplex kamu”. SmSnya tidak ku jawab, dalam hati timbul keraguan apakah aku mau memenuhi ajakannya atau tidak, aku bingung antara mau “membalas” suamiku atau berlaku sebagai isteri yang setia. Aku tertidur dengan keraguanku. Esoknya, pagi2 sudah masuk sms dari pak Rama : “Jangan lupa ya, jam 8an aku tunggu kamu di mulut komplex. Jangan nggak datang ya”. Senada dengan sms semalam aku se akan2 tidak diberi kesempatan memilih. Akhirnya karena perasaan kesal ke suami mendominasi pikiranku ditambah dengan rasa sukaku pada dia, aku memutuskan untuk memenuhi ajakannya. Ke kantor aku lapor sakit dan tidak masuk kerja.
Jam 8 aku sudah menunggu dimulut komplex dan tak lama lagi dia datang dengan mobilnya. Aku masuk mobilnya. Dia ber seri2 melihat aku pakai tank top ketat sepinggang dan celana ketat juga, sehingga dia bisa melihat lekuk liku bodyku yang proporsional dan dapat mengundang selera lelaki yang melihatnya, termasuk dia yang sudah paruh baya itu. “Wah kamu seksi sekali, sampai pusernya kelihatan”. Karena tank top ku sepinggang, maka kalau aku bergerak pinggangku tersingkap dan nampaklah puserku. Aku hanya tersenyum saja : “Kita mau kemana pak?” “Ke apartment temanku ya”, jawabnya. Aku hanya terdiam saja sambil membayangkan apa yang akan dilakukannya di apartment kepadaku. Aku tidak banyak bicara selama perjalanan ke apartment. Sesampainya di apartment, Dia memarkir mobilnya ke basement dan kemudian menggandeng aku ke lift. Di dalam lift aku di peluknya. Aku merasa hangat dalam pelukannya, beda sekali dengan suamiku yang dingin sifatnya. “Bapak sering ya ke apartment ini, suka bawa abg ya pak”, tanyaku sambil tersenyum. “Suka juga”, jawabnya. Tanpa bisa kucegah, padahal dia bukan apa2ku, mendengar jawabannya aku merasa cemburu dengan cewek2 abg yang suka dibawanya ke apartment itu.
Di apartment, kita duduk di sofa, dia mengambilkan minuman dan menyalakan TV. Kami tak banyak bicara karena perhatian tertuju ke tv, tapi aku berdebar2 menunggu apa yang akan terjadi. Akhirnya dia pindah duduk di sampingku, menghadapkan tubuhnya ke arahku dan meletakkan tangan kanannya di atas perutku sambil memasukkan telunjuknya ke puserku yang tersingkap. “Yang, kamu sudah tahu maksudku kan?” katanya lirih di telingaku. Merinding aku mendengarnya memanggil aku yang, dan aku hanya mengangguk. “Ya pak, Sinta tahu, bapak ,,,” belum selesai aku menjawab, kurasakan bibirnya sudah menyentuh leherku, terus menyusur ke pipiku. Tubuhnya bergeser merapat, bibirku dilumatnya dengan lembut. Ternyata dicium pria bibir tebal nikmat sekali, aku bisa mengulum bibirnya lebih kuat dan ketebalan bibirnya memenuhi mulutku. Sensasi nikmat yang belum pernah kudapat dari suamiku. Sedang kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, kurasakan tangan besarnya menyelusup kedalam tank topku dan meremas lembut toketku yang masih terbungkus bra. Ohh.., toketku ternyata tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsuku, padahal baru awal pemanasan.
Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tank topku, leherku dikecup, dijilat kadang digigit lembut. Sambil tangannya terus meremas-remas toketku. Kemudian tangannya menjalar ke punggungku dan melepas kaitan bra ku sehingga toketku bebas dari penutup. Bibirnya terus menelusur di permukaan kulitku. Dan mulai pentil kiriku tersentuh lidahnya dan dihisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketku akan dihisap. Dan tangan satunya mulai turun dan memainkan puserku, terasa geli tapi nikmat, nafsuku makin berkobar karena elusan tangannya. Kemudian tangannya turun lagi dan menjamah selangkanganku. Memekku yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu dilakukannya sampai akhirnya dia kemudian membuka ristsluiting celana ku dan menarik celanaku ke bawah, Tinggalah CD miniku ku yang tipis yang memperlihatkan jembutku yang lebat, saking lebatnya jembutku muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu. Jembutku lebih terlihat jelas karena CD ku sudah basah karena cairan memekku yang sudah banjir. Dibelainya celah memekku dengan perlahan. Sesekali jarinya menyentuh kliterusku karena ketika dielus pahaku otomatis mengangkang agar dia bisa mengakses daerah memekku dengan leluasa. Bergetar semua rasanya tubuhku, kemudian CD ku yang sudah basah itu dilepaskannya. Aku mengangkat pantatku agar dia bisa melepas pembungkus tubuhku yang terakhir. Telanjanglah aku dihadapan laki2 yang bukan suamiku untuk pertama kalinya, tapi nafsuku sudah membutakan nalarku dan aku sudah lupa dengan cewek2 abg yang pernah dibawanya ke apartment itu, tentunya untuk ML juga.
Jarinya mulai sengaja memainkan kliterus-ku. Dan akhirnya jari besar itu masuk ke dalam memekku. Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke memekku. Kali ini diciumnya jembutku yang lebat dan aku rasakan bibir memekku dibuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali memekku dibuat mainan oleh bibir Dia, kadang bibirnya dihisap, kadang kliterusku, namun yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir memekku sambil menghisap kliteruku. Dia benar benar mahir memainkan memekku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar tak tahan. Dan.. Aku mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak sambil mengangkat pantatku supaya merapatkan kliterusku dengan mulutnya, kuremas-remas rambutnya yang mulai menampakkan ubannya dibalik cat rambut yang mulai memudar, untuk pertama kalinya aku merasakan nikmatnya nyampe setelah setahun menikah, hanya dengan bibir dan lidahnya. Dia terus mencumbu memekku, rasanya belum puas dia memainkan memekku hingga nafsuku bangkit kembali dengan cepat.
“Pak, Sinta sudah pengen ML.” kataku memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar. Dia pun bangkit, mengangkat badanku yang sudah lemes dan dibawanya ke kamar. Di kamar, aku dibaringkan di tempat tidur ukuran besar dan dia mulai membuka bajunya, kemudian celananya. Aku terkejut melihat penisnya yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDnya, gak kebayang ada penis sebesar punya pak Rama, soalnya kontol yang biasa aku lihat ya penis suamiku. Kemudian dia juga melepas CD nya. Sementara itu aku dengan berdebar terbaring menunggu dengan semakin berharap. penisnya yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Penis suamiku yang buat aku rasanya besar, enggak ada apa2nya dibandingkan penisnya yang menurut aku extra large, aku merinding apakah muat penis segitu besarnya di memekku yang biasanya cuma kemasukan kontol yang jauh lebih kecil. Dan saat dia pelan-pelan menindihku, aku membuka pahaku makin lebar, rasanya tidak sabar memekku menunggu masuknya kontol extra gede itu. Aku pejamkan mata. Dia mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku, kurasakan bibir memekku mulai tersentuh ujung kontolnya. Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir memekku terdesak menyamping. Terdesak penis besar itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang memekku dimasuki penisnya. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk penisnya. Aku mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus.. Akhirnya ujung kontol itu menyentuh bagian dalam memekku, maka secara refleks kurapatkan pahaku, tapi betapa aku terkejut. Ternyata sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Dia terus menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas toketku. Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada penis besar yang mulai dienjotkan halus dan pelan. Mungkin dia menyadarinya, supaya aku tidak kesakitan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat yang belum pernah kualami. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan kontol besar itu. Maka hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan remasan tangannya di toketku makin kuat. Dengan tusukan penisnya yang agak kuat dan dipepetnya kliterusku dengan menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat sekenanya. Memekku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang belum pernah kualami. Ohh, aku benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan. “Paaak, Sinta nyampe paak”, Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku. Setelah selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Setelah dua kali aku nyampe dalam waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia membelai rambutku yang basah keringat. Kubuka mataku, Dia tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti hentinya toketku diremas-remas pelan.
Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta tangannya meremas-remas toketku lebih kuat. Nafsuku naik lagi dengan cepat, saat kembali dia mengenjotkan kontolnya semakin cepat. Uhh, sekali lagi aku nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi. Dia terus mengenjotkan penisnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan toketku. Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan sperma yang kuat di dalam memekku, menyembur berulang kali. Oh, terasa banyak sekali sperma kental dan hangat menyembur dan memenuhi memekku, hangat sekali dan terasa sekali peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat. Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap meremas lembut toketku sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya terhadapku.
“Yang, kamu luar biasa, memekmu peret dan nikmat sekali, mudahan saja spermaku bisa membuat kamu hamil” pujinya sambil membelai dadaku.“Bapak juga hebat. Bisa membuat Sinta nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Sinta bisa nyampe dan merasakan kontol raksasa. Hihi..”“Oo gitu ya yang, mungkin karena kamu selama ini gak pernah nyampe yang juga membuat kamu susah hamil. Kalo perempuan nyampe ketika diML biasanya membantu supaya cepat hamil. Jadi kamu suka dengan penisku?” godanya sambil menggerakkan kontolnya dan membelai belai wajahku.“Ya pak, penis Bapak nikmat, besar, panjang dan keras banget” jawabku jujur.
Dia memang sangat pandai memperlakukan wanita. Tidak heran banyak cewek2 yang jatuh kepelukannya dan mau diML. Dia tidak langsung mencabut penisnya, tapi malah mengajak mengobrol sembari penisnya makin mengecil. Dan tak henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai toketku. Aku merasakan spermanya yang bercampur dengan cairan memekku mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan penis yang telah menghantarkan aku ke awang awang itu dicabut sambil dia menciumku lembut sekali. Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya. Dia kemudian memutar lagu classic sehingga tertidurlah aku dalam pelukannya, merasa nyaman dan benar-benar aku terpuaskan dan merasakan apa yang selama ini hanya kubayangkan saja.Menjelang siang, aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai rambutku. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat berjalan rasanya masih ada yang mengganjal memekku dan ternyata masih ada sperma yang mengalir di pahaku, mungkin saking banyaknya dia mengecretkan spermanya di dalam memekku. Dalam bathtub yang berisi air hangat, aku duduk di atas pahanya. Dia mengusap-usap, menyabuni punggungku, dan akupun menyabuni punggungnya. Dia memelukku sangat erat hingga dadanya menekan toketku. Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang berbulu dan dipenuhi busa sabun. Pentilku semakin mengeras. Pangkal pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 kontolnya. Hal itu menyebabkan nafsuku mulai berkobar kembali. Aku di tariknya sehingga menempel lebih erat ke tubuhnya. Dia menyabuni punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap pantatku dan diremasnya. Penisnya pun mulai ngaceng ketika menyentuh memekku. Terasa bibir luar memekku bergesekan dengan penisnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan memekku.
“Bapak nakal!” desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku.
Walau tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari memekku. Aku menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir memekku. Tak lama kemudian, tangannya semakin jauh menyusur hingga akhirnya kurasakan lipatan bibir luar memekku diusap-usap. Dia berulang kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. “Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari pangkuannya. Aku tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di memekku. Tapi ketika berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku terjatuh. Dia menyangga punggungku dengan dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku dan pentil ku dijepit2 dengan jempol dan telunjuknya. Pentil kiri dan kanan diremas bersamaan. Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di leherku. “Pak, lama amat menyabuninya” rintihku sambil menggeliatkan pinggulku. Aku merasakan penisnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan karena penisnya makin dalam terselip di pantatku. Tangan kiriku segera meluncur ke bawah, lalu meremas biji pelernya dengan gemas. Dia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat dia mengusap usap jembut lebatku, lalu mengusap memekku berulang kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar memekku. Dia mengusap berulang kali. Kliterusku pun menjadi sasaran usapannya. “Aarrgghh..!” rintihku ketika merasakan penisnya makin kuat menekan pantatku. Aku merasa lendir membanjiri memekku. Aku jongkok agar memekku terendam ke dalam air. Kubersihkan celah diantara bibir memekku dengan mengusapkan 2 jariku.
Ketika menengadah kulihat penisnya telah berada persis didepanku. Penisnya telah ngaceng berat. “Pak, kuat banget sih bapak, baru aja ngecret di memek Sinta sekarang sudah ngaceng lagi”, kataku sambil meremas penisnya, lalu kuarahkan ke mulutku. Kukecup ujung kepala penisnya. Tubuhnya bergetar menahan nikmat ketika aku menjilati kepala penisnya, hal ini belum pernah kulakukan terhadap suamiku. Dia meraih bahuku karena tak sanggup lagi menahan napsunya. Setelah berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di pinggir bath tub. Aku dibuatnya menungging sambil memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan kepala penisnya ke celah di antara bibir memekku. “Argh, aarrgghh..,!” rintihku. Dia menarik kontolnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar memekku ikut terdorong bersama penisnya. Perlahan-lahan menarik kembali penisnya sambil berkata “Enak yang?” “”Enaak banget pak”, jawabku!” Dia menenjotkan penisnya dengan cepat sambil meremas bongkah pantat ku dan tangan satunya meremas toketku. “Aarrgghh..!” rintihku ketika kurasakan penisnya kembali menghunjam memekku. Aku terpaksa berjinjit karena penis itu terasa seolah membelah memekku karena besarnya. Terasa memekku sesek kemasukan penis besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia mengenjotkan penisnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku. “Aarrgghh.., aarrgghh..!Pak.., Sinta nyampe..!” Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya.Rupanya dia juga tidak dapat menahan pejunya lebih lama lagi. “Aarrgghh.., Yang”, kata nya sambil menghunjamkan penisnya sedalam-dalamnya. “Pak.., sstt, sstt..” kataku karena berulangkali ketika merasa tembakan spermanya dimemekku. “Aarrgghh.., Yang, enaknya!” bisiknya ditelingaku. “Pak.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya diML Bapak”, jawabku karena nikmatnya nyampe. Dia masih mencengkeram pantatku sementara penisnya masih nancep dimemekku. Beberapa saat kami diam di tempat dengan penisnya yang masih menancap di memekku. Kemudian Dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi.
Setelah selesai dia keluar duluan, sedang aku masih menikmati shower. Selesai dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, aku keluar dari kamar mandi. Ternyata Dia sudah menyiapkan makan siang berupa sandwich dan kentang goreng yang dibelinya tadi pagi lengkap dengan soft drink dingin di meja dekat sofa. Aku dipersilakan minum dan makan sambil mengobrol, makan siang dan diiringi lagu lembut. Setelah aku makan, dia lalu memintaku duduk di pangkuannya. Aku menurut saja. Terasa kecil sekali tubuhku. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan belaiannya. Akhirnya setelah selesai makan, diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku mengimbangi ciumannya. Dan selanjutnya kurasakan tangannya mulai meremas-remas lembut toketku, kemudian tangannya menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu yang aku duduki terasa mulai agak mengeras. Ohh, langsung aku bangkit. Aku bersimpuh di depannya dan ternyata penisnya sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras. Kepala penisnya sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu ku raih, ku belai dan kulupnya kututupkan lagi. Aku suka melihatnya sebelum penuh ngacengnya langsung aku kulum penisnya. Aku memainkan kulup penis yang besar dengan lidahku. Kutarik kulup ke ujung, membuat kepala penisnya tertutup kulupnya dan segera kukulum, kumainkan kulupnya dengan lidahku dan kuselipkan lidahku ke dalam kulupnya sambil lidahku berputar masuk di antara kulup dan kepala kontolnya. Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya kontolnya makin membengkak dan dia mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahku dan membuat mulutku semakin penuh. “Pak hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk pak”, kataku yang juga sudah terangsang. Rupanya dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke tempat tidur. Dia menghidupkan lampu sorot di atas tempat tidur. Sebenarnya aku agak malu, tapi sudahlah, paling dia juga ingin melihat dengan jelas memekku. Dan ternyata benar, kakiku ditahannya sambil tersenyum, diteruskan dengan membuka kakiku dan dia langsung menelungkup di antara pahaku. “Aku suka melihat memek kamu yang” ujarnya sambil membelai bulu jembutku yang lebat. “Mengapa?” “Sebab jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat nafsunya besar, kalau dientot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”. Aku merasakan dia terus membelai jembutku dan bibir memekku. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka memekku dimainkan berlama-lama, aku terkadang melirik apa yang dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir memekku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar cairan dari memekku. Dia terus memainkan memekku seolah tak puas-puas memperhatikan memekku, kadang kadang disentuh sedikit kliterusku, membuat aku penasaran. Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap lubang memekku yang sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk memekku, dan saat dihisapnya kliterusku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik kliterusku, benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak.. “Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi. “Ayo dong pak, Sinta pingin dientot lagi” ujarku sambil menarik bantal.
Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan penis gedenya ke arah memekku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang penisnya untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir memekku. Kembali aku berdebar karena berharap. Dan saat kepala penisnya telah menyentuh di antara bibir memekku, aku menahan nafas untuk menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala penisnya mulai menyelinap di antara bibir memekku dan menyelusup lubang memekku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia mulai mencium bibirku lembut. Kali ini aku lebih dapat menikmatinya. Makin ke dalam.. Oh, nikmat sekali. Kurapatkan pahaku supaya penisnya tidak terlalu masuk ke dalam. Dia langsung menjepit kedua pahaku hingga terasa sekali penisnya menekan dinding memekku. Penisnya semakin masuk. Belum semuanya masuk, Dia menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulku naik mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan mengenjotnya hingga aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, tangan satunya meremas toketku, bibirnya dahsyat menciumi leherku. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku berteriak, terus Dia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan.
Akhirnya dia pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai lemas sekali, keringatku bercucuran. Hampir pingsan aku menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar aku tidak menyesal ML dengan dia, dia memang benar-benar hebat dan mahir dalam ML, dia dapat mengolah tubuhku menuju kenikmatan yang tiada tara, atau memang aku yang kurang pengalaman dalam ML di tempat tidur, sebab memang suamiku belum pernah memberikan kenikmatan seperti sekarang ini ketika ML sama aku. Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan, tubuhnya menindihku serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk tubuhnya yang besar dan tangannya kembali meremas toketku. Pelan-pelan mulai dienjotkan penisnya. Kali ini aku ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya yang berbulu merangsang dadaku setiap kali bergeseran mengenai pentilku. Dan kontolnya dipompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirnya menjelajah leher dan bibirku. Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yang mulai menggapai apa saja yang kudapat. Dia makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan penisnya makin cepat. Gesekan di dinding memekku makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan seluruh batang penisnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di kliterusku. Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba dia dengan cepat mengenjot lagi. Kembali aku berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku, dia benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Sesaat dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya.
Dengan sisa tenagaku aku keluarkan kontolnya dari memekku. Dan kuraih batang penisnya. Tanpa pikir panjang, penis yang masih berlumuran cairan memekku sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali memekku yang berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian penisnya. Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku orgasme. Dihisapnya itil-ku sambil ujung lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir memekku merapat ke bibirnya. Ingin aku berteriak tapi tak bisa karena mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat penisnya dan kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme. “Yang, aku mau ngecret yang, di dalam memekmu ya”, katanya sambil menelentangkan aku. “Ya,pak”, jawabku. Dia menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, penisnya yang besar sudah kembali menyesaki memekku. Dia langsung mengenjot penisnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhnyapun mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas dengan kuat sehingga kontolnya nancap semuanya ke dalam memekku dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Herannya, ngecretnya yang ketiga masih saja spermanya keluar banyak, memang luar biasa stamina pak Rama. Dia menelungkup diatasku sambil memelukku erat2. “Yang, nikmat sekali ML sama kamu, memek kamu kuat sekali cengkeramannya ke penisku”, bisiknya di telingaku. “Ya pak, Sinta juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman memek Sinta terasa kuat karena penis bapak kan gede banget. Rasanya sesek deh memek Sinta kalau bapak neken penisnya masuk semua. Kalau ada kesempatan, kita lagi ya pak”, jawabku. “Ya sayang”, lalu bibirku diciumnya dengan mesra.