Jumat, 02 November 2007

Datuk si perkasa

Ditulis oleh : Denny



Namaku Olive ( bukan nama sebenarnya ) saat ini berusia 39 tahun bersuami seorang pengusaha yang cukup sukses punya anak mulai beranjak remaja, hidup kami cukup bahagia dan nyaris tanpa masalah yang berarti, namun karena terlalu banyak waktu luang, aku sering memutar film biru yang menayangkan hubungan sex yang penuh variasi dan juga alat kelamin laki-laki yang begitu besar dan panjang mungkin menjadi penyebab hubungan pasutri kami terasa agak hambar dan datar, jauh di dalam kemaluanku ada sesuatu yang berdenyut mendambakan sentuhan yang tak pernah didapat dari kemaluan suami yang pendek dan kecil, kesibukan kerja membuat staminanya lemah hingga kurang dari tiga menit biasanya dia sudah terkapar tak berdaya lagi, sementara aku masih segar dan menggebu.
Berawal dari keinginan menghilangkan kejenuhan aku ikut kursus bahasa Inggris yang kebetulan sang guru Malaisya bernama Datuk Sudarsana, biasa dipanggil bung Datuk tubuhnya tinggi besar kulit hitam dengan bulu lebat, entah bagaimana berawal namun aku cukup akrab dengan Datuk yang enak diajak ngobrol sembari latihan bahasa Inggris, Datuk kelihatannya menaruh perhatian pada diriku, bila aku duduk di baris paling depan sering dia melirik pahaku yang putih tersembul dari rok ku, anehnya aku merasa senang dengan pandangan Datuk yg penuh birahi tsb.
Datuk mengundangku makan di sebuah hotel, walau bisa menebak maksud kelanjutan makan tsb namun anehnya aku menerima ajakannya.
Bahkan aku mempersiapkan diri dengan mandi keramas serta menggosok bagian intim tubuhku, aku pandangi tubuhku di cermin buah dada yg kecil namun indah dengan puting kemerahan, perut masih rata, liang sanggama yg masih sempit warna kemerahan ditumbuhi rambut yang rapi, sempat agak ngeri aku membayangkan tubuh raksasa hitam berbulu lebat setinggi lebih 190 cm dengan berat 90 kg akan menindih tubuhku yang putih mungil hanya setinggi 158 cm dan berat 45 kg, namun karena keinginan bertualang serta rasa gatal karena denyutan di bagian paling dalam liang sanggamaku yang mungkin dapat dicapai dan digaruk oleh panjangnya kemaluan Datuk membuat aku mantap ingin menemuinya.
Setelah makan malam seperti dugaanku Datuk mengajakku menuju sebuah kamar di hotel itu, begitu masuk kamar dia langsung merengkuh dan melumat bibirku, jemari Datuk sangat piawai dalam melucuti pakaianku, dalam waktu singkat kaus dan bra ku sudah tergolek di lantai, ada rasa ngeri waktu Datuk merebahkan tubuhku yang hanya setinggi 158 cm dan berat 45 kg berkulit putih telentang di kasur sementara Datuk yang tingginya 190 cm dan beratnya 90 kg berkulit hitam penuh bulu berada di atasku dengan rakus meremas dan menjilati payudaraku yang putih, pentilnya yg berwarna merah dia hisap hingga aku menggelinjang menahan rasa geli dan nikmat yang begitu hebat, setelah dia puas mempermainkan kedua payudaraku kini tangan Datuk melucuti rok dan Cd ku, tubuhku bergetar merasakan sensasi pertama dalam seumur hidupku waktu lidah Datuk menjilati bibir kemaluanku, mulut Datuk menyedot habis cairan pelumas dalam liang sanggamaku bagai minum juice sampai tubuhku meliuk-liuk sambil mendesis bak ular kepanasan merasakan nikmat tiada tara sewaktu lidah Datuk menjilati kelentitku, kenikmatan yang belum pernah sekalipun diberikan oleh suami tercinta, selama lebih lima menit seluruh bagian kemaluanku dikerjain oleh mulut dan lidah Datuk dengan sangat handal dan selama itu pula aku harus berjuang menahan rasa geli dan nikmat yang sangat hebat hingga akhirnya pertahannanku jebol, tubuhku mengejang karena orgasme yang begitu indah hingga tak sadar aku menjerit histeris.
Setelah nafasku kembali normal kini giliranku mempreteli pakaian Datuk satu persatu , aku terpaha melihat tubuh hitam besar dimana hampir seluruhnya ditumbuhi bulu yang hitam lebat dan aku terpekik kaget waktu melepas Cd Datuk serta melihat batang kemaluan yang hitam legam dan demikian besar dibalut urat-urat besar tampah kokoh yang siap untuk membobol dan merobek gawang kewanitaan ku. Ada rasa ngeri membayangkan benda yang hampir tiga kali lebih besar dari punya suamiku akan menembus tubuhku, namun karena birahi yang meninggi aku ingin merasakan sodokan tongkat hitam Malaisya.
Datuk menyadari ketakutanku, maka dia mangangkatku kepangkuannya agar aku dapat mengatur masuknya batang kemaluan Datuk sesuai keinginan, perlahan dan susah payah aku masukkan kepala kemaluan Datuk kedalam liang sanggama ku ada sedikit rasa ngilu waktu aku menekan hingga sepertiganya masuk namun kemudian rasa nikmat perlahan muncul kemudian aku membuat gerakan naik turun perlahan, tubuhku yang kecil dan putih tampak seperti anak kecil yang sedang dipangku monster hitam, biasanya bila dengan suami dalam posisi diatas aku selalu memegang kendali dengan membuat gerakan kekiri-kanan serta memutar, namun kali ini aku merasakan seluruh kemaluanku penuh sesak tak ada celah hingga aku hanya bisa membuat gerakan naik turun itupun secara perlahan agar batang kemaluan Datuk tidak melesak lebih dalam, sambil naik turun aku dapat meraba dan menciumi dada Datuk yang bidang dan penuh bulu, aroma tubuh Malaisya yang awalnya kurang nyaman bagiku lama kelamaan menjadi daya tarik tersendiri membuat kemaluanku makin basah dan licin hingga tanpa sadar kemaluan Datuk telah masuh 2/3 bagian hingga aku dapat merasakannya menyentuh bagian yang tak pernah tersentuh, sodokan kepala kemaluan Datuk menjadi penawar rasa gatal dibagian itu hingga aku merasakan arus listrik yang sangat kuat mengalir menjalar dari bawah hingga ke ubun-ubun dan akhirnya meledak menjadi orgasme kedua yang sangat indah.
Tubuhku lunglai bergelayut dalam rangkulan Datuk yang masih perkasa, dia merebahkan tubuhku perlahan hingga telentang dimana kemaluannya yang makin mengeras tetap menancap dalam tubuhku, mungkin cairan orgasme keduaku memperlicin liang kemaluanku hingga tak terlalu sulit Datuk menekan seluruh batang kemaluan raksasa nya melesak seluruhnya kedalam liang kemaluanku hingga aku rasakan sensasi yang bukan main karena kepala kemaluan Datuk menyundut mulut rahimku membuat aku berteriak dan menyumpah serapah sebagai ungkapan kenikmatan tiada tara yang belum pernah kurasakan seumur hidup, setelah hampir sepuluh menit kemudian kami menggelepar karena ledakan orgasme bersamaan mengakhiri pergulatan dua tubuh yang berlainan warna kulit serta ukuran ini, aku tak bisa menggambarkan betapa indah atau nikmatnya sensasi ledakan orgasme ketiga ku yang panjang sekali, peluh kami bercucuran sambil berangkulan dalam posisi miring kami tidur pulas dimana kedua tubuh kami masih berlekatan.
Saat terbangun aku mengelus dada Datuk yang penuh bulu “ Datuk , My Love !” dan dijawabnya “ Olive, My Sweet Darling !”

Tidak ada komentar: