Senin, 19 Mei 2008

Persahabatan

Triyono (samaran) adalah sahabat lamaku sejak aku SMA. Kini setelah kami sudah mempunyai anak remaja (umurku 46 tahun) dia masih sahabatku, bahkan istrinya yang bernama Atik (samaran) dan istriku sangat akrab, dan kami rutin selalu ketemu kalau tidak dirumahnya, ya dirumahku.Bahkan jika aku dan Triyono pergi mancing ketengah laut dengan sewa perahu, tak jarang istriku menginap dirumah menemanitsnv istrinya atau sebaliknya (karena anak kami sudah remaja dan mereka kuliah dikota lain).Begitu akrabnya kami sehingga tak jarang kami melakukan yang menurut pandangan orang ketiga adalah hal yang aneh, misalnya ditengah gurauan, kadang kadang Triyono memeluk istriku dan menciumi pipinya berkali kali, didepanku maupun didepan istrinya. Demikian pula sebaliknya ketika kami bercengkarama berempat kadang kadang Atik dengan manja tiduran berbantal pahaku. Tentunya sikap kami ini tidak didepan anak anak yang sudah berangkat remaja.Bahkan pernah didapur rumahku aku memergoki Triyono mencolek pantat istriku, dan kulihat istriku pura pura marah, aku tahu itu dari raut wajahnya, tentu saja sebagai lelaki normal kadang aku dilanda cemburu. Tetapi kami selalu lebih memegang persahabatan, apalagifhla akupun sering melakukan hal yang sama terhadap istrinya.Tentu saja keadaan ini tidak terjadi begitu saja, kami menjalin hubungan kekeluargaan sejak kami menikah. Namun sejauh itu kami tidak pernah melakukan hal hal yang terlalu jauh. Sampai suatu hari terjadilah apa yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, setidak tidaknya olehku. Tapi aku yakin ini adalah rencana Triyono dan istrinya yang sudah dipersiapkan (ini kusadari setelah cukup lama peristiwa itu terjadi)Seperti yang sering kami lakukan, pada hari jumat yang kebetulan hari libur kami berempat ber week end di Villaku didaerah Ciloto. Walaupun tidak terlalu mewah namun villaku ini cukup luas dan cukup nyaman untuk beristirahat di akhir pekan. Kami selalu rutin mengunjunginya paling tidak sebulan sekali, biasanya hanya akudan istriku, kadang kadang anak anak ikut, atau famili lain.Kali ini aku mengajak Triyono dan istrinya, tidak ada yang istimewa kami hanya ingin menikmati liburan dan seperti biasanya selesai makan siang dijalan, istriku mampir untuk beli pepes ikan Mas kesukaanku. Sampai di villa sekitar jam 2 siang, aku tidur pulas, sampai akhirnya dibangunkan istriku untuk makan malam. Kami makan malam berempat dengan nasi hangat dan pepes ikan.Selesai makan malam kami menonton TV sambil ngobrol kesana kemari diruang keluarga. Setelah bosan ngobrol, Triyono mengambil inisiatif mengambil kasur dikamarnya dan dihamparkan didepan TV dia dan istrinya menonton TV sambil tiduran, dan akupun berbuat hal yang sama. Atiek masuk kamarnya dan mengganti dasternya dengan baju tidur yang amat tipis tanpa BH dan CD, ini terlihat jelas dari bayangan tubuhnya dibalik gaun tidurnya.Kulihat dia sangat aktif mempertontonkan tubuhnya didepanku dan didepan istriku. Kulihat Triyono acuh saja melihat tingkah istrinya. Kamipun menonton TV sambil tiduran, istriku dan Atiek tidur berdampingan ditengah sedangkan aku berada disamping istriku dipinggir. Acara TV terasa membosankan mungkin karena aku tidak bisa konsentrasi, aku lebih terpesona menikmati tubuh yang menggairahkan yang tergolek disamping istriku dan itu membuat adik kecilku dibalik sarung setengah ereksi."Pah.., puterin film yang hot.. dong.., aku kedinginan nih.." Atiek menyuruh suaminya memutar film porno.Aku tahu mereka sering muter film porno karena kami sering tukar menukar film, tapi selama ini kami belum pernah nonton bersama sama.Sebelum beranjak mengambil film, Triyono basa basi minta ijin istriku "Rin..muter film blue ya..""Terserah aja " jawab istriku.Filmnya cukup bagus dengan latar belakang jaman kekaisaran romawi, adegan sexnya tidak vulgar, dan ini membuat gairahku cepat bangkit. Sarungku sudah terdongkrak keatas sementara kulihat Atiek sering mencuri padang kearah sarungku yang memang sengaja tidak kusembunyikan. Sementara itu istriku sudah memindahkan kepalanya diatas lenganku dan jari tangannya meremas remas jari tanganku. Aku sudah hapal sekali, istriku pasti sudah terangsang.Triyono menonton film itu dengan memeluk istrinya secara ketat dan tangannya mengusap usap payudara Atiek dari luar baju tidurnya, sesekali diciumnya bibir istrinya dalam dalam. Sementara itu kaki kanan Atiek ditekuk dan pahanya menindih paha istriku, sehingga tak terhindarkan baju tidurnya yang memang pendek makin tersingkap sehingga akupun makin leluasa melahap pahanya yang putih mulus, dan sebagian rambut dipangkal pahanya dengan sudut mataku."Mbak Rin,.. Aku jadi pengen nih.." Atiek bicara kepada istriku."Ya nggak apa apa, wong Mas nya nyanding koq." Istriku menyahut sambil senyum penuh arti.Aku makin terangsang, kumiringkan tubuhku menghadap istriku sehingga aku bisa melihat paha mulus Atiek, dan kuselusupkan tanganku dibalik blouse istriku yang tidak ber BH untuk meremas remas buah dadanya, sementara tangannya sudah masuk kesarungku untuk mengelus elus penisku yang sudah berdiri keras. Ia menutup tanganku dengan bantal sehingga gerilya yang kulakukan tidak terlihat oleh Triyono dan Atiek. Walaupun itu sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan, karena mereka sudah tidak memperhatikan kami lagi, keduanya sudah mulai tenggelam dalam percintaan.Ketika Atiek melepaskan seluruh pakaiannya dan mencopoti pakaian suaminya, Triyono menggeser posisinya merapat keistriku, sedangkan Atiek menindihkan tubuhnya yang bugil dari sebelah kanan, sehingga Triyono berdampingan dengan istriku.Mereka berciuman sambil saling saling mengelus penuh nafsu, kulihat istriku sering melirik mereka dengan gairah, ikut terhanyut dengan adegan panas persis satu jengkal disampingnya.Tiba tiba Atiek menghentikan pergulatan dengan suaminya dan tangannya meraih blouse depan istriku dan melepas kancingnya."Biar adil dong Mbak.." sambil tangannya terus melolosi seluruh pakaian istriku.Walaupun wajah istriku protes, tapi usaha mencegah tangan Atiek yang nakal, tidak serius sehingga dengan mudah Atiek melucuti pakaian istriku. Sekelebat kulihat mata Triyono melahap seluruh tubuh indah istriku, bahkan ia segera mengeser posisinya merapat ketubuh istriku, sehingga lengannya menempel pada pinggir payudara istriku.Aku tak sempat berfikir macam macam, nafsuku mendominasi pikiranku, kucopot seluruh pakaianku sehingga kami berempat sudah bugil, kuciumi istriku, sambil jariku mengelus vaginanya yang sudah basah. Istriku mendesis desis keenakan tangan kanannya mendekap punggungku erat erat, sedangkan tangan kirinya tertindih tangan Triyono.Kurasakan elusan lembut sebuah tangan halus menelusuri bokongku, bahkan kemudian mengarah keselangkangan dan mengelus buah zakarku. Aku sudah menduga pemilik tangan itu, dan hatiku berdesir ketika kulihat tangan Atiek lah yang sedang mengelus batang penisku, sambil mulutnya menciumi dada suaminya. Aku yakin Triyono melihat tangan istrinya yang sedang beroperasi di batangku yang keras seperti kayu, tapi dia tampak acuh saja, bahkan kini lengan kanannya telah mendidih susu istriku.Istriku tidak menyadari atau pura pura tidak tahu bahwa tangan Triyono sudah menindih payudaranya, dan wajahnya dipalingkan kearah yang berlawanan.Atiek sambil berubah posisi dengan setengah duduk dipaha suaminya dengan selangkangan yang terbuka lebar memperlihatkan vagina merah basah yang sangat indah, sementara tangan kanannya menggosok gosok kemaluan suaminya ke klitorisnya, sementara buahdadanya menggantung diremas remas suaminya.Posisinya tersebut membuat tubuh Triyono merenggang dari tubuh istriku sehingga tangan kiri istriku yang tertidih menjadi bebas. Dari padangan matanya yang sayu dan pahanya sudah direntangkan, aku tahu istriku sudah memberi lampu hijau. Dituntunnya penisku kearah lubang vaginanya, dan dalam tempo singkat aku sudah melayang menikmati jepitan lobang kemaluan istriku. Sementara aku mengocoknya perlahan lahan, istriku mendesis desis keenakan, kini wajah istriku menghadap kearah Triyono bahkan hanya berjarak sejengkal dengan wajah Triyono namun matanya terpejam.Atiek sudah terlengkup ditubuh suaminya, sementara pinggulnya naik turun, mengocok batang suaminya yang sudah melesak ditelan liang kenikmatannya. Sekali kali tangannya meremas bokongku dan istriku melihat aktifitas tangan Atiek ini, tapi rupanya diapun tak ambil peduli. bahkan beberapa kali Triyono mencium mulut istriku yang tengah mendesis, istriku diam saja, walaupun tidak meresponnya. Entah kenapa aku tidak cemburu melihat istriku diciumi oleh Triyono saat sedang kusetubuhi, bahkan aku makin terangsang. Karena kulihat ciuman itu membuat istriku makin bergolak gairahnya. Ini kurasakan dari gerakan dan nafasnya mendengus tidak seperti adat biasanya.Dalam waktu yang tidak terlalu lama gerakan istriku tak terkendali, bahkan ia membalas menyedot ciuman Triyono, dan pada saat itulah istriku menghentak hentakkan pinggulnya keatas, mulutnya menghisap mulut Triyono dalam dalam sambil merintih. Dia telah orgasme. Ini diluar kebiasaan, istriku biasanya cukup tahan lama, tapi kali ini dia cepat selesai, padahal aku merasa masih tahan lama.Kuhentikan kocokanku, kucabut penisku, aku masih tanggung tetapi aku memang tidak ingin selesai sekarang, aku masih berharap istriku bangkit lagi setelah istirahat. Kutatap wajah istriku yang penuh kepuasan. Disampingnya kulihat Triyono menggengam tangan istriku.Melihat aku tegeletak disamping istriku, dengan kemaluan yang masih tegar, Atiek segera tahu bahwa aku belum ejakulasi. Tiba tiba Atiek menghentikan goyangan pinggul, dicopotnya penis suaminya dari vaginanya. Dengan melangkahi tubuh istriku, Atiek segera menghampiriku, kemudian dengan dasternya yang diambil dari sisi kasur dibersihkannya penisku yang penuh lendir istriku.Dia menindihku dan menciumku. Aku sempat kaget, aku tak menduga kejadian itu, kulirik Triyono tetapi dia hanya melihat tingkah istri nya tanpa reaksi. Istriku juga hanya melirikku sebentar kemudian memejamkan mata kembali, menikmati sisa orgasme yang ia dapat dariku.Kubalas ciuman Atiek dengan nafsu, tangan kiriku mengelus bokongnya sedangkan tangan kanan meremas buah dadanya. Atiek menjulurkan lidahnya menyambut lidahku, sementara vaginanya yang basah digesek gesekan ke diatas kemaluanku. Tampak Atiek sudah sangat terangsang, sehingga ciuman kami hanya berlangsung sebentar, segera dia menghentikan ciumannya, ditariknya badannya sehingga sekarang posisinya duduk diatas pahaku, sementara belahan kemaluannya menidih pada batang penisku yang rebah diatas perut.Kulihat belahan kemaluannya yang merah penuh lendir, aku sudah tidak sabar lagi, kuangkat pinggangnya dengan kedua tanganku, Atiek cepat tanggap, sambil mengangkat pantatnya, diambilnya penisku dan diarahkan kelobang vaginanya. Dalam hitungan detik, kemaluanku sudah menyelusup kedalam vagina Atiek. Atiek melenguh pelan, badannya ambruk kedadaku dan wajahnya menempel disamping kepalaku sambil mendesis desis. Kuangkat pinggulku berusaha mengocok kemaluan Atiek, dan diapun mengikuti gerakanku tetapi pinggulnya digoyang memutar sedangkan otot vaginanya menjepit kemaluanku, jepitan dan putaran pinggulnya tidak kalah dengan istriku, kenikmatan menjalar keseluruh penisku.Sepuluh menit telah berlalu dan kurasakan Atiek mulai mempercepat goyangannya, mulutnya menciumku dan lidahnya menerobos masuk ke mulutku. Nafasnya tersengal, aku segera mengerti bahwa sedang mulai masuk kemasa orgasme. Tanpa menunggu waktu lagi kupercepat kocokanku, karena kemaluankupun sudah berdenyut denyut enak, dan segera akan keluar.Ketika kurengkuh bokongnya, Atiek merengkuh pundakku makin kencang, dari mulutnya keluar erangan kenikmatan yang panjang dan kemaluannya ditekan keras ke kemaluanku, dia sedang orgasme. Dan segera kulepas pula air maniku menyemprot didalam vaginanya. Kenikmatan yang luar biasa.Walaupun permainanku sudah berakhir tetapi Atiek tidak mau mencopot kemaluanku dari vaginanya, dia hanya mengeser tubuhnya dari dadaku untuk meringakan tindihan tubuhnya diatas tubuhku. Kesadaranku mulai pulih, kulihat istriku sedang bergumul dengan Triyono. Dengan tubuh yang bugil dia menindih tubuh istriku, mereka berciuman dengan pelan dan dalam, tangan meremas remas buah dada istriku yang tergolong besar dan montok, sementara tangan istriku mengelus bokong Triyono, dan kudengar desahan halus dari mulutnya itu pertanda istriku sudah mulai terangsang lagi.Melihat istriku terangsang, tiba tiba akupun terangsang kembali. Aku sangat senang istriku menikmati sexnya, Kuhadapkan tubuhku kearah istriku, dan Atiek segera merangkul pinggangku dengan kakinya dari belakang, sambil menikmati sisa orgasme yang kuberikan padanya.Triyono sedikit mengeser tubuhnya dan tangan yang tadinya meremas tetek istriku turus kebawah, kearah kemaluan istriku, dan istriku mengangkat pinggulnya ketika jari tengan Triyono memutar mutar clitorisnya. Desahan dari mulutnya makin keras.. Triyono mengangkat tubuhnya dan dibukanya lebar lebar paha istriku.Istriku menoleh kearahku, matanya sayu memandangku seolah minta ijin padaku. Kupandangi dia, dia sangat cantik tak kuasa aku menghalanginya. Kukecup bibirnya kuusap rambutnya tanda bahwa aku menyetujuinya. Dan ketika penis priyono melesak kedalam vaginanya, istriku memejamkan mata keenakan, dan tangannya mengelus elus penisku seirama dengan kocokan yang diberikan Triyono.Kuciumi bibirnya, pipinya lehernya, atau mana saja yang kudapat karena istriku dalam kenikmatan, selalu kepalanya tidak bisfa diam, menoleh kekiri kekanan sambil menjilat jilat bibirnya sendiri. Sementara tangan kanannya mengocok penisku tangan kirinya merangkul pundak Triyono. Tangankupun tak henti hentinya meremas remas buah dadanya. Kudengar pula desisan Triyono menambah suasana jadi makin mengairahkan.Tiba tiba istriku berhenti menggelengkan kepalanya, dahinya berkerut dan giginya menggigit bibir bawahnya, dia menoleh kearahku, istriku akan selesai dan sebentar lagi pasti akan melenguh panjang."Pah.. aku sudah nggak tahan.. Pahaahh.. eghh.. eegghh"pada saat itu dia mendongakkan wajahnya keatas, matanya menatap mata Triyono dengan sayu.Pada saat yang sama, aku tak tahan menahan ejakulasi, digenggaman tangannya. Kulihat Triyono menekan kemaluannya dalam dalam kevagina istriku untuk berejakulasi.. Ketika dia mencabut kemaluanya, kulihat sisa air mani meleleh keluar dari bibir vagina istriku, yang berwarna kemerahan.Malam ini adalah malam pertama dimana istriku merasakan penis orang lain selain punyaku apalagi dia merasakannya sekaligus dalam selang beberapa menit, sebuah pengalaman yang sangat memuaskan kami berempat.Sejak itu kami sering melakukannya, sedikitnya sebulan sekali, dan kami berkomitmen ini hanya dilakukan berempat, Bahkan kini muncul ide baru dari Atiek untuk menambah menjadi tiga pasangan. Hanya saat ini kami belum menemukan pasangan yang bisa diajak main. Pengalaman ini ditulis juga atas persetujuan kami semua.
Tamat

Minggu, 17 Februari 2008

Bibiku Enak juga

Njiplak di Blog Teman


Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Surabaya disana aku tinggal dirumah Pamanku. Aku tinggal di sana karena paman dan bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak, jadi kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku. Rumah pamanku sangat luas di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha yang kaya. Selain bibiku dan pamanku disana juga ada 3 orang pembantu 2 cewek dan 1 cowok.
Bibiku umurnya 31 tahun tapi masih cantik dan bodynya seperti gitar spanyol, wajahnya mirip Meriam Belina. Dan ke2 pembantu cewek tersebut yang satu janda dan yang 1 sudah bersuami, sedang yang cowok berumur 20 tahun.Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota pintu kamarku diketuk oleh Trisni si janda tsb, Den Eric itu ada kiriman paket dari Jakarta. lalu aku keluar dan menerima paket tsb. Karena tertarik aku buka isinya ternyata isinya alat-alat sex ada penis dari karet, ada oil pelumas dan juga ada 5 VCD. waktu aku buka paket tersebut Trisni ada di sebelahku dan wajahnya memerah begitu tahu isinya. “wah ternyata Jeng Rini hot juga ya Den” celetuknya Rini adalah nama bibiku. “entahlah mungkin aja paman udah loyo,……. tapi gimana kalau nanti malam kita setel VCD ini mumpung yang punya lagi pergi..” kataku sambil mengamati wajahnya yang manis. “Itu film apaan sih” “entahlah tapi nanti kita nontonya berdua aja biar nggak dilaporkan ke paman ok”
Malamnya jam 21.00 setelah semua tidur Trisni ke ruang tengah dia memakai pakaian tidur yang tipis sehingga kelihatan CD dan BHnya . “eh , apa semua sudah tidur ” tanyaku “sudah Den” jawabnya.Lalu aku mulai menyetel itu film dan ternyata itu film pribadi bibiku, waktu itu si Bibi dan paman sedang bercumbu dengan alat-alat sex tersebut penis karet yang panjang itu menancap di vagina Bibi dan penis paman diisap oleh Bibi tapi anehnya penis paman tetap kecil.“Eh kok yang main film Jeng Rini dan Den Budi???”gumannya setengah bertanya padaku, “Wah kelihatanya paman itu impoten masa diisep begitu nggak ngaceng” sahutku sambil aku mengeluarkan kontolku
“Nih wong aku yang lihat aja langsing ngaceng kok”“ih Aden jorok ah” sahut Trisni ketika kontolku aku dekatkan ke wajahnya. Aku berusaha memasukkan kontolku ke mulutnya dan dia hanya mau menciuminya mula-mula di sekitar batangnya lalu dia mulai menjilati kedua telurku, wah geli banget dan dia mulai mengisap kontolku pelan-pelan, ketika asyik-asyiknya tiba-tiba si Erni pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah dan dia terkejut ketika melihat adegan kami. Kami berdua jadi berhenti sebentar “Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya awas kalau lapor” ancamku “Iya Den ” jawabnya sambil matanya melirik kontoolku yang masih ngaceng. “Kamu di sini aja lihat film itu ” sahutkku. Dia diam saja. lalu aku tanganku melucuti semua baju Trisni dan dia diam saja lalu dia aku rebahkan di sofa panjang dan aku mulai menjilati memeknya, ternyata memeknya sudah sangat basah,
“Den….. oh den uenak …”rintihnya aku melirik si Erni dia dadanya naik turun melihat adegan kami. Setelah Trisni puas lalu aku berdiri dan kumasukkan penisku pelan-pelan…… bles… amblas semua batangku dan Trisni berteriak keenakan. aku pompa pelan-pelan itu vagina sambil menikmatinya, licin sekali rasanya. “Sini daripada bengong aja mendingan kamu ikut…… ayo sini” kataku pada Erni.
Lalu dengan malu Erni menghampiri kami berdua. aku ganti posisi Trisni aku suruh nungging dan aku garap dia dari belakang sehingga ke dua tanganku bergerilya di tubuh Erni ketika sampai di cd nya ternyata cdnya sudah basah semua. aku ciumin mulutnya lalu aku isap itu putingnya dia kelihatan sudah sangat terangsang. aku suruh dia melepaskan semua pakaianya waktu itu aku merasakan kontolku tersiram oleh cairan hangat oh dia sudah orgasme pikirku dan gerakan si Trisnipun melemah.
lalu aku cabut penisku dan aku masukkan pelan-pelan ke vagina si Erni dan ternyata lebih enak punya Erni lebih sempit lubangnya. mungkin karena jarang kentu dengan suaminya pikirku. setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vagina si Erni itu bisa mengempot-empot seperti diremas-remas rasanya kontolku. “Uh enak banget sih kamu apain itu memekmu heh” kataku dan si Erni cuman tersenyum lalu aku pompa dengan lebih semangat “Den ayo den lebih cepat nih ” dan kelihatan bahwa si Erni pun klimaks “ih…ih……ih….hmmmmmhhmmmmm ” rintihnya. lalu aku diamkan dulu kontolku biar meraskan remasan vagina Erni , lalu aku cabut dan si Trisni langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tanganya sambil diisip ujungnya, dan ganti si Erni yang melakukannya ke dua cewek tersebut jongkok didepankku dan aku merasakna udah mau keluar “aku nggak tahan lagi nih…….”
lalu si Erni mengocok dengan cepat dan croooot….. crooot………. crooot…… crooot…. keluar semua pejuhku empat kali semprotan dan kelihatanya dibagi rata sama siErni dan Trisni….. aku pun terkulai lemas.
Selama sebulan lebih aku bergantian kentu dengan mereka kadang-kadang barengan juga. Dan pada hari itu paman memanggilku “Ric paman mau ke Singgapore ada keperluan kurang lebih 2 minggu kamu di rumah saja nemanin Bibi kamu ya” kata pamanku “Iya deh aku nggak akan dolan-dolan” jawabku. Dan Bibi tersenyum padaku kelihatan senyumnya itu menyembunyikan sesuatu pikirku. Akupun sebenarnya ingin merasakan tubuh bibiku tapi karena nggak ada kesempatan selama ini ya aku tahan saja.
Akhirnya aku punya kesempatan nih pikirku.Malam harinya selesai makan malam dengan Bibi aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah dan Bibi menghampiriku dia berkata “Ric, waktu aku pergi sebulan yang lalu apa kamu nggak dapat paket ??” “Eh anu , aku nggak dapat kok” jawabku dengan gugup.“Kamu bohong…..ini buktinya” sambil dia menunjukkan penis karet tsb. yah ternyata penis karet tersebut sudah jatuh ke tangan bibi, karena barang tersebut sebetulnya di minta oleh Trisni.“Anu kok Bi, waktu itu memang aku terima tapi” “Sudah kamu itu memang suka bohong ya lalu mana VCD nya?”
“Aku simpan kok Bi buat aku setel jika aku kepingin, habis Bibi hot banget sih di film itu” jawabku “Dasar anak kurang ajar” wajahnya langsung memerah. “kan Bibi saja belum lihat itu film ayo kamu ke kamar ambil itu VCD” suruhnya.lalu aku ke kamar utk mengambilnya “Ini Bi, tapi jika Eric pinjam lagi boleh kan Bi ” kataku. “Kamu jika ingin lihat lagi langsung saja nggak usah pakai di film segala” “Ayo sini ke kamar Bibi nonton langsung saja” jawab bibi.Akupun langsung masuk kekamar Bibi dan di kamar itu “Sebentar aku mau ganti baju dulu” kata Bibi dan dengan enaknya Bibi telanjang di depanku. aku yang sudah ngaceng dari tadi langsung aku peluk Bibi dari belakang. dan aku belai -belai tokeknya dia diam saja lalu aku pelintir putingnya dan dia kelihatan sudah mulai terangsang.
Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat paling suka dicumbui aku tahu hal tersebut dari film-film bibiku. Lalu tanganku satunya gerilya di daerah vaginanya. “Eh Ric enak juga belaian kamu katanya lalu aku balik badan Bibi dan kami pun saling mencium bibir Bibi aku lumat dan wow lidah bibiku menari-nari di mulutku. lalu akupun disuruh telanjang.” Eh gedhe banget barang kamu Ric?” mungkin bibiku jarang melihat kontol ngaceng lagi habis pamanku impoten sih. lalu dengan posisi 69 kami mulai bercumbu. dan setelah puas langsung aku masukkan kontolku ke dalam memeknya bles amblas semua batangku dan bibiku pun berteriak keenakkan aku goyang pinggulku kelihatan bahwa bibiku mau klimaks dia tambah semangat ikut menggoyangnya, kulihat wajahnya yang cantik matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai di bawah ranjang dan aku lihat dari kaca pinggul bibiku aku jadi makin terangsang dan kami pun keluar bersama-sama ………..dan Bibi tersenyum puas. “Ric jangan kapok lho…….. pokoknya seminggu minim 4 kali harus dengan aku si Trisni dan Erni jangan kamu kasih lagi ” “iya bi…..” jawabku dengan malu-malu

Aku dan Mertuaku

Disadur dari web tetangga


Ini adalah salah satu pengalaman nyata dari kehidupan sex-ku selama ini. Aku Roy, 32 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat cantik. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama saat ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan adalah hubunganku dengan mertua aku sendiri. Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut.
“Kok sendirian Roy? Mana anak istrimu?” tanya mertuaku.“Saya ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak saya ajak. Lagian saya cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku.“O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar mertuaku.
Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena sudah sangat lapar.“Papa mana, Ma?” tanyaku.“Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan,” jawan mertuaku.“Kamu mau pulang jam berapa, Roy?” tanya mertuaku.“Agak sorean, Ma. Saya akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung,” kataku.“Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung.“Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata mertuaku.“Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan.
Mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pakaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV.
“Loh katanya mau tidur?” tanya mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan.“Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.“Tahukah kamu, Roy.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?” tanya mertuaku kepadaku memecah kesunyian.“Kenapa, Ma?” tanyaku.“Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata mertuaku. Aku hanya tersenyum.“Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata mertuaku lagi.“Mama sangat sayang kamu, Roy,” kata mertuaku lagi.“Saya juga sayang mama,” ujarku.“Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata mertuaku.“Apa itu, Ma?” kataku.“Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..,” ujar mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk.“Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi.“Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa sayang,” kata mertuaku.
Aku tatap mata mertuaku. Kemudian aku tersenyum.“Saya yang akan peluk mama sebagai rasa sayang saya ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati mertuaku sampai badan kami bersentuhan.Kemudian aku peluk mertuaku erat. Mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi.
“Boleh mama cium kamu Roy? Sebagai tanda sayang?” tanya mertuaku.Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. Mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. Mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu. Selang beberapa detik mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas mertuaku terdengar agak cepat. Tangan mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang.
Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. Mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka. Mertuaku masuk.“Sudah mau tidur, Roy?” tanya mertuaku.“Belum, Ma,” ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. Mertuaku juga ikut duduk di sampingku.“Kamu marah tidak atas kejadian tadi,” tanya mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum.“Tidak, Ma. Justru saya senang karena ternyata mama sangat sayang dengan saya,” jawabku.
Mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku.“Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Roy,” ujar mertuaku.“Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..,” ujar mertuaku sambil mencium bibirku.Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba buah dada mertuaku dari luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dari luar CD-ku. Kontolku makin mengeras. Mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas buah dada mertuaku. Tak lama, mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama. Mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya.
“Mama senang kamu datang hari ini, Roy.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa sayang mama kepada kamu…” ujar mertuaku sambil menciumku.“Saya juga senang karena mama sangat menyayangi saya. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher mertuaku.
Mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain.
“Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah mertuaku semakin merangsang gairahku.Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba mertuaku memegang kepalaku.“Jangan ke bawah, Roy.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan…” ujar mertuaku.
Aku tersenyum dan maklum karena mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar paha mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang sudah basah dan licin. Tangan mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku..
“Ohh.. Sshh.. Oh, Roy.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat.Mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang.“Oh, Roy.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil mertuaku.“Terus setubuhi mama…” desahnya lagi.
Beberapa saat kemudian tubuh mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Akupun berhenti sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dari memek mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya.
“Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Roy,” ujar mertuaku sambil mengecup bibirku.“Terima kasih, Roy…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi mertuaku.“Boleh Roy minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku.“Apa?” ujar mertuaku.“Saya mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?” tanyaku. Mertuaku tersenyum.“Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar mertuaku.“Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. Mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya.“Ayo, Roy,” ujar mertuaku.
Aku segera masukkan kontolku ke memek mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat mertuaku.
“Ohh.. Enak, Ma…” kataku.Kugesekkan kontolku ke belahan pantat mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, Roy..”.“Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh mertuaku.
Setelah berpakaian, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah mertuaku sangat ceria. Menjelang sore, mertua lelaki pulang. Aku dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami.
Setelah makan malam, aku diminta mertua perempuanku utnuk membawakan semua piring kotor ke dapur. Aku menurut. Mertua lelaki aku setelah makan malam langsung menuju ruang televisi dan segera menonton acara kesukaannya. Di dapur, mertuaku perempuanku langsung menarik tanganku ke sudut dapur lalu menciumku. Aku membalasnya sambil tanganku langsung memegang selangkangannya kemudian meraba memeknya.
“Nakal kamu. Tapi mama suka,” ujar mertuaku sambil tersenyum.“Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah Roy takut,” ujarku.“Tidak akan kesini kok, Roy,” ujarnya.“Sebelum kamu pulang, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan kamu disini…” ujar mertuaku sambil tangannya segera meremas kontolku dari luar celana.“Saya juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya,” ujarku.“Ayo dong, Roy.. Mama sudah tidak tahan,” ujarnya lagi. Tangannya terus meremas kontolku.“Kita ke hotel yuk, Roy?” ajak mertuaku. Aku mengangguk.
Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, mertuaku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku.“Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si Roy kan malam ini mau pulang. Kasihan nanti dia capek,” ujar mertua lelaki.“Iya dong, Pa…” ujar mertua perempuanku.
Kemudian kami naik motor segera pergi mencari hotel. Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar. Tanpa banyak cakap, mertuaku langsung memeluk dan menciumku dengan liar. Aku balas ciumannya..
“Cepat kita lakukan, Roy.. Waktu kita hanya sedikit,” ujar mertuaku sambil melucuti semua pakaiannya.Aku juga demikian. Mertuaku langsung naik ke kasur, lalu aku menyusul. Tangan mertuaku langsung menggenggam kontolku dan diarahkan ke memeknya.
“Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku sudah masuk memeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek mertuaku.“Habisnya mama sudah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen merasakan kontol kamu lagi,” kata mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakanku.
Selang beberapa belas menit tiba-tiba mertuaku mendekap aku erat sambil mengerakkan pinggulnya cepat. Kemudian.. “Ahh.. Mmhh.. Enak sayang…” desah mertuaku mencapai puncak orgasmenya.
Badannya melemas. Aku terus memompa kontolku lebih cepat. Terasa lebih nikmat. Sampai beberapa lama kemudian aku tekan kontolku ke lubang memek mertuaku dalam-dalam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mertuaku.
“Maaf, Ma.. Roy tidak bisa menahan.. Sehingga keluar di dalam,” ujarku sambil memeluk tubuh mertuaku.“Tidak apa-apa, Roy,” jawab mertuaku.“Mama sudah minum obat kok,” ujarnya lagi.“Kalo mama berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?” tanya mertuaku.“Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan pergi kemana…” jawabku. Mertuaku tersenyum.“Kita pulang Roy,” ujar mertuaku.
Sesampai di rumah, aku langsung bersiap untuk pulang ke Bandung. Ketika aku memanaskan motorku, mertua perempuan mendekatiku. Sementara mertua lelaki duduk di beranda.“Hati-hati di jalan ya, Roy,” ujar mertuaku.“Iya, Ma. Terima kasih,” ujarku sambil tersenyum.“Tengokin mama dong sesering mungkin, Roy,” ujar mertuaku sambil tersenyum penuh arti.“Iya, Ma,” ujarku sambil tersenyum pula.Lalu aku pulang. Sejak saat itu hingga kini aku selalu menyempatkan diri sebulan sekali untuk datang ke rumah mertuaku, tentu saja setelah aku di-SMS dahulu oleh mertua perempuanku.